Presiden Direktur HM Sampoerna Tbk, Paul Janelle dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin menyampaikan bahwa peningkatan itu seiring dengan pertumbuhan pangsa pasar yang mencapai 34,5 persen, naik sebesar 0,4 persen dari pangsa pasar di kuartal II 2016.
"Pada kuartal III 2016, Sampoerna tetap mempertahankan kepemimpinannya di semua segmen, dengan pangsa pasar mencapai 30,1 persen di segmen sigaret kretek mesin, kemudian 38,2 persen di segmen sigaret kretek tangan, dan 79 persen di segmen sigaret putih mesin," paparnya.
Ia menambahkan bahwa walaupun saat ini industri tengah berada dalam situasi yang sulit, perseroan yakin bahwa pihaknya akan melanjutkan keberhasilan melalui portofolio merek yang kuat, yang mencakup sejumlah merek, di antaranya A Mild, Dji Sam Soe, dan Marlboro.
Ia mengatakan bahwa Sampoerna mengantisipasi penurunan volume industri hasil tembakau secara keseluruhan sebesar 1-2 persen di tahun 2016, terutama diakibatkan oleh kenaikan tarif cukai rata-rata tertimbang sebesar 15 persen.
"Industri ini diperkirakan masih akan terus mengalami tekanan sehubungan dengan kenaikan tarif cukai rata-rata tertimbang sebesar kira-kira 10 persen yang berlaku rata atas seluruh pelaku industri mulai tanggal 1 Januari 2017," paparnya.
Sementara itu, dalam laporan keuangan perseroan yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada kuartal III 2016 naik menjadi sebesar Rp9,081 triliun, dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebelumnya Rp7,596 triliun.
Sedangkan penjualan bersih tercatat sebesar Rp70,275 triliun pada kuartal III 2016, dari sebelumnya periode sama tahun lalu Rp65,517 triliun. Sementara aset perseroan pada kuartal III 2016 mencapai Rp42,385 triliun, meningkat dibandingkan akhir tahun 2015 yang sebesar Rp38,010 triliun.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016