Bogor (ANTARA News) - Kapolresta Bogor Kota, Polda Jawa Barat, AKBP Suyudi Ario Seto menggunakan sepeda untuk memantau situasi arus lalu lintas di Kota Bogor yang menurutnya memiliki permasalahan kompleks.
"Dua hari saya keliling naik sepeda, lebih gampang parkir dan tidak pusing kemana-mana," kata Suyudi, di Bogor, Senin.
Menurut Suyudi, permasalahan lalu lintas di Kota Bogor sangat kompleks, baik dari jumlah kendaraan yang sudah tidak proposional dengan ketersediaan saran jalan.
Sementara itu, lanjutnya, saranan jalan yang ada di Kota Bogor perlu banyak dibenahi. Terjadi banyak penyempitan jalan (bottle neck) di sejumlah titik, parkir sembarangan dan rambu yang kurang dipatuhi.
"Keberadaan rambu-rambu ini kontraproduktif, adapun rambu terpasang tetap dilanggar," katanya.
Masalah lainnya, lanjut Suyudi, jumlah angkot yang beroperasi di Kota Bogor dinilai berlebihan. Tercatat ada 3.442 unit, ditambah jumlah angkot dari Kabupaten Bogor yang beroperasi di wilayah kota sebanyak 4.644 unit.
"Selain angkot yang sudah berlebih, terjadi kucing-kucingan antara petugas dan angkot yang sering ngetem sembarangan. Rambu yang ada tapi tiada, serta keberadaan PKL pasar tumpah yang juga menambah beban jalan," katanya.
Menurutnya, persoalan lalu lintas di Kota Bogor menjadi komplek dan menjadi satu yang perlu dibenahi secara menyeluruh, dimulai dari pembenahan di dalam dengan mengoreksi, menginstrospeksi dan melakukan tindakan tegas di dalam struktur.
"Karena tidak mungkin angkot ada begitu banyaknya, kalau izinya tidak ada yang mengatur. Ini perlu dilakukan pemetaan, dikumpulkan data dan juga fakta di lapangan," katanya.
Suyudi mengatakan, dari hasil pemetaan di lapangan dan pembehanan di dalam struktur, apabila terdapat tindak pidana, maka penegakan hukum dapat dilakukan oleh aparat kepolisian, terutama bagi angkot yang tidak memiliki izin resmi dan supir yang tidak menggunakan SIM.
Langkah lainnya, lanjut mantan Kapolres Bogor Kabupaten tersebut, yakni bekerjasama dalam membenahi masalah yang ada. Karena, di setiap objek ada permasalahan yang mungkin sengaja atau tidak diciptakan yang akhirnya menimbulkan keruwetan.
"Misalnya angkot kenapa bisa banyak, pasar kenapa banyak, prinsip segitiga ada simbiosis saling bergantung, biasanya ada oknum yang bermain, ada preman. Kalau oknum ini diputus, preman bisa kita tindak. Karena preman berani adanya oknum," katanya.
Belum lama ini, Kapolresta Bogor Kota, bersama Muspida Kota Bogor melakukan patroli bersama menggunakan sepeda dalam rangka hari keamanan dan ketertiban masyarakat. Mereka yang bersepeda adalah Wali Kota Bogor, Dandim 0606, Dandempon III/1 Bogor dengan rute menyusuri Jl Kapten Muslihat, berangkat dari Makowil Polresta Bogor.
Wali Kota Bima Arya Sugiarto mengatakan, bersepeda bersama Muspida bertujuan selain untuk solidaritas di antara unsur pimpinan, juga untuk menjaga stamina.
"Karena mengurus Kota Bogor tidak hanya cukup di belakang meja, tapi harus turun langsung ke lapangan," katanya.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016