Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Kepresidenan, Andi Mallarangeng, menanggapi aksi unjuk rasa korban lumpur dari proyek PT Lapindo Brantas Inc. dengan cara meminta mereka menyampaikan aspirasinya ke Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS). "Kalau soal tuntutan, misalnya Lapindo, pemerintah kan baru saja membentuk Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo," kata Andi di Kantor Presiden, Jakarta, Senin, menanggapi unjuk rasa korban lumpur di depan Istana Merdeka. Ia mengatakan, di BPLS ada dewan pengarah yang berisi para menteri dan ketua dewan pengarahnya adalah Menteri Pekerjaan Umum (PU). "Mestinya, mereka menemui orang-orang itu. Merekalah yang tepat," kata Andi. Namun demikian, Andi mengatakan bahwa di negara demokrasi, maka semua boleh melakukan demostrasi di depan Istana, asal dilakukan secara damai. Sementara itu, ratusan warga yang menjadi korban lumpur dari Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (TAS) I, tetap bertahan melakukan aksi demonstrasi di depan Istana Merdeka, meski hujan deras mengguyur Jakarta pada Senin siang. Warga yang sebelumnya melakukan jalan bersama dari Tugu Proklamasi Jakarta itu sebagian tetap bertahan berorasi, meskipun sebagian lagi memilih berteduh di bawah tenda yang dibuat untuk pengeras suara. Di bawah pengawalan ketat polisi, mereka melakukan aksi demonstrasi secara damai. Dalam orasinya, warga yang datang dari Jawa Timur sejak Sabtu (14/4) itu menuntut pemerintah, agar merevisi Perpres Nomor 14 Tahun 2007, mengakomodasi aspirasi warga korban lumpur Lapindo untuk mendapatkan ganti rugi secara tunai dan langsung (cash and carry) 100 persen sesuai harga, serta nilai kerugian aset yang dimilikinya. Perwakilan warga Perumahan Tanggul Angin Sejahtera (TAS) korban lumpur Lapindo, Sumitro, mengatakan bahwa batas waktu penyelesaian ganti rugi secara tunai tersebut harus tuntas dalam satu bulan terhitung sejak 16 April 2007. "Kita akan bertahan di Jakarta hingga penyelesaian ganti rugi dapat terpenuhi," katanya, di depan ratusan massa yang mengenakan kaos seragam warna kuning bertuliskan "Korban Lumpur Lapindo". Dalam aksinya itu, mereka juga mengusung poster dan spanduk yang bertuliskan "Solidaritas Korban Lumpur Lapindo", "Hari Ini Rakyat Jatim Butuh Kalian, Jadi Harap Dibantu," "2009 Nanti Anda Pasti Butuh Kami", "Air Mata Lumpur, Airmata Darah". Dengan meneriakan yel-yel "tolak relokasi", "pemerintah harus bertanggungjawab", aksi itu sempat memacetkan jalan di sekitar Istana, yaitu arah dari Gambir menuju Harmoni. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007