Jakarta (ANTARA News) - Sepuluh perwakilan para korban lumpur panas Lapindo Brantas Sidoarjo, diterima oleh wakil Kementerian Kesejahteraan Rakyat (Kesra), sedangkan ratusan warga lainnya masih berunjukrasa di depan Istana Merdeka Jakarta.
"Ada sepuluh orang yang diterima. Kami akan bertahan di sini menunggu tim juru runding selesai berunding sampai selesai," kata Koordinator Lapangan demonstrasi warga Perum TAS Sidoarjo, Jawa Timur, Agus Sriyanto, Senin.
Ia mengatakan, aksi akan dilanjutkan ke gedung MPR/DPR setelah tim runding selesai bertemu dengan pihak Kementerian Koordinator Kesra. Massa yang masih bertahan di depan Istana Negara, saat ini berjoget bersama diiringi lagu dangdut dan lagu resmi mereka berjudul "Lumpur Panas Lapindo".
Salah satu lirik lagu tersebut adalah: "ajur-ajur kabeh, Kota Porong ajur kabuh, lumpur-lumpur panas, keno lumpur panas Kota Porong ajur kabeh". Arti dari lirik itu adalah "hancur semua, Kota Porong hancur semua, lumpur-lumpur panas, kena lumpur panas Kota Porong hancur semua".
Selain berjoget, sebagian massa lainnya masih terus berorasi menuntut agar peraturan presiden No 14/2007 tentang ganti rugi secara bertahap direvisi, dan digantikan sesuai dengan jumlah kerugian aset yang dialami warga dan di bayar tunai atau cash and carry.
Menurut rencana, usai tim juru runding bertemu wakil Kementerian Koordinator Kesra, unjuk rasa akan dilanjutkan ke DPR untuk bertemua dengan Komisi VII.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007