"Festival ini kami selenggarakan, karena ingin brand image Ngancar ini sebagai penghasil nanas," kata Camat Ngancar Ngaseri yang ditemui saat festival.
Ia mengatakan, dalam festival itu pihaknya menyediakan 5.000 nanas hasil produksi petani di Ngancar. Nanas yang disediakan dari beragam jenis, misalnya nanas queen, simplek, dan sejumlah jenis nanas lainnya.
Ia menambahkan, festival itu baru pertama kali digelar di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Selain sebagai upaya mengenalkan "ikon" Ngancar sebagi penghasil nanas, festival itu juga untuk menarik kunjungan wisatawan ke Gunung Kelud.
Ngaseri menambahkan, buah nanas selama ini menjadi penghasilan utama warga di Ngancar atau sekitar 70 persen, disamping tanaman hortikultura.
Ia menambahkan, selama ini petani lebih banyak menjual buah nanas dalam bentuk mentah, padahal buah itu bisa diolah menjadi beragam produk, misalnya keripik, dodol, maupun jus, sehingga nilai jualnya juga lebih tinggi.
Selain disediakan tumpeng nanas, panitia juga menyajikan beragam olahan buah tersebut. Masyarakat diharapkan lebih membuka wawasannya, bahwa nanas bisa diolah menjadi beragam makanan dan produk, sehingga harga jualnya pun juga naik.
Masa tanam buah nanas, kata dia, sebenarnya hanya sekali panen, namun petani masih bisa mendapatkan untung dengan menjual bibitnya. Biasanya, masa tanam buah ini hingga 16 bulan, namun panen pun bisa dilakukan secara bertahap, sehingga petani tetap bisa mendapatkan hasil.
Luas lahan tanaman ini di Kecamatan Ngancar lebih dari 2.500 hektare, dengan kapasitas produksi per hektare hingga 80.000 biji atau sekitar 50 ton. Sedangkan, kapasitas produksi per satu pekan sekitar 200 - 250 ton dengan kualitas A = 850 ons - 1 kilogram, B = 500 ons - 750 ons dan C 250 ons - 450 ons.
Untuk harga jual relatif standar, mulai Rp3.000 per buah, sampai sekitar Rp15 ribu per buah, atau tergantung besar dan jenis buah nanas.
Pihaknya juga berencana rutin menyelenggarakan festival nanas setiap tahun. Ke depan, diharapkan festival itu menjadi lebih menarik dengan buah lebih banyak.
Dalam kegiatan tersebut, ratusan warga memadati tempat peristirahatan di Gunung Kelud di bagian bawah. Mereka menunggu hingga acara mulai dan kemudian berebut buah nanas.
Namun, warga tidak dapat berebut langsung, sebab panitia memberi pagar, sehingga mereka hanya bisa antre dari luar. Setiap pengunjung yang datang mayoritas membawa buah nanas yang dibagikan secara gratis itu.
Sementara itu, Ari, pengunjung dari Pagu, Kabupaten Kediri, mengaku terhibur dengan festival itu. Ia mengaku suka dengan buah nanas, sebab mempunyai banyak khasiat.
"Selain mengurangi kolesterol nanas bisa juga menyembuhkan asam urat. Kalau nanas Kelud ini rasanya sedikit asam dan manis, tapi segar, jadi saya suka," kata Ari.
Pewarta: Destyan HS
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016