Jakarta (ANTARA NEws) - Pengamat politik internasional UI, Beginda Pakpahan, mengimbau agar aktor-aktor politik di Timor Leste tidak mencederai proses demokrasi yang tengah berjalan di negeri itu. "Seluruh aktor-aktor politik di Timor Leste hendaknya bisa menghindari kekerasan atau konflik terbuka dalam menyelesaikan sengketa hasil Pemilu," kata Beginda di Jakarta, Senin. Ia mengatakan bila memang terjadi sengketa hasil Pemilu putaran kedua hendaknya diselesaikan melalui jalur hukum yang ada dan berlaku di Timor Leste. Menurut dia, hal itu penting agar proses demokrasi yang sedang berjalan di Timor Leste tidak dicederai oleh tindakan tersebut. Hasil Pemilu di bekas provinsi ke-27 RI itu pada putaran pertama lalu dinilai pemantau internasional cukup baik dan tidak menemui pelanggaran serius. "Ini sesuai dengan apa yang diutarakan oleh misi pemantauan Pemilu Uni Eropa sebagai pemantau Pemilu terbesar Pemilu 2007 Timor Leste," katanya. Namun, semua pihak perlu mencermati hasil laporan akhir, khususnya pasca hasil Pemilu putaran kedua nanti. "Diharapkan hasil Pemilu putaran kedua pada Mei 2007 juga bisa jujur dan adil dan diterima oleh semua pihak secara dewasa," kata salah satu staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UI itu. Sebelumnya diberitakan kebingungan meliputi Pemilu Presiden putaran pertama di Timor Leste, Sabtu (14/4), ketika Komisi Pemilu mengatakan satu distrik dengan 100 ribu pemilih ternyata menghasilkan suara tiga kali lipat dari semestinya. Sejumlah kandidat Presiden menyatakan kemungkinan para pemilih diintimidasi dan hal itu memicu kekhawatiran terjadinya instabilitas menjelang pemilihan putaran dua. (*)
Copyright © ANTARA 2007