Gunung Kidul (ANTARA News) - Tim Pencarian dan Penyelamatan Koordinator Wilayah II Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyelamatkan dua orang wisatawan yang terseret ombak hingga puluhan meter dari bibir Pantai Drini.
Kedua korban yakni Ilham (20) warga Sulawesi Barat dan Rano (20) warga Sulawesi Selatan yang semuanya tinggal di rumah kost wilayah Yogyakarta.
Salah satu angota SAR Pantai Drini Sukisno di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan peristiwa ini berawal saat keduanya bermain air di alur keluar masuk kapal sampai tidak sadar bahwa ombak besar datang. Kedua korban terseret ke tengah laut sejauh 50 meter dari bibir pantai.
"Mungkin karena saking asiknya menikmati air, sehingga mengetahui ombak datang, sehingga kedua korban tidak sempat menyelamatkan diri," kata Sukisno.
Ia mengatakan tim SAR yang bertugas di kawasan pantai ini baru mengetahui kedua korban terseret ombak setelah puluhan wisatawan berteriak-teriak histeris meminta pertolongan.
"Saat kami datang keduanya sudah tenggelam dan tidak bisa terlihat. Lokasi korban sudah jauh dari bibir pantai, maka upaya penyelamatan kami gunakan kapal SAR," kata dia.
Tindakan tim SAR yang cepat, akhirnya berhasil menyelamatkan kedua korban. Keduanya yang sudah tenggelam, berhasil diangkat dan menggunakan kapal jungkung milik SAR, dibawa ke pos, untuk mendapatkan penanganan medis.
"Setelah mendapat perawatan sejenak, kedua korban kondisi kesehatannya pulih dan oleh beberapa temamnnya diajak kembali ke Yogyakarta," katanya.
Secara terpisah, Koordinator tim SAR wilayah II Gunung Kidul Marjono mengaku kondisi ombak pantai selatan, sulit diprediksi.
"Gelombang sulit diprediksi, maka kami sebenarnya sudah meminta pada wisatawan untuk berhati-hati, bahkan disarankan tidak bermain air di laut. Tetapi biasanya, termasuk kedua korban ini tidak mengindahkan himbauan kami, sehingga terjadilah musibah ini," kata Marjono sambil menambahkan bahwa kecelakaan laut diawali dengan ketidakpatuhan wisatawan terhadap imbauan petugas, dalam hal ini tim SAR.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016