Pada babak final, tim Yogyakarta harus mengakui keunggulan Jawa Barat yang akhirnya menjadi juara umum cabang olahraga itu.
Kendati tidak berlaga head to head dengan Jabar, namun DIY gagal menyamai perolehan medali Jabar. Jabar menjadi juara umum dengan delapan emas, tiga perak dan tiga perunggu.
Sedangkan DI Yogyakarta total meraih tujuh emas, tiga perak dan tiga perunggu.
Mendapat kesempatan dengan menempatkan finalis di nomor aduan nasional beregu campuran dan aduan nasional beregu ganda campuran, DIY yang sebelumnya baru mengoleksi enam emas, dua perak, dan tiga perunggu sebenarnya memiliki peluang menyamai raihan emas Jabar yang tak menempatkan satu finalis pun di ronde nasional.
Harapan DIY terbuka ketika trio Astutiningsih-Widi Nuryanto-Sujadi sukses memenangi laga final nomor aduan nasional beregu ganda campuran. Mereka mengandaskan trio Jateng, Sumiarti-Robertus Dio-Supriyanto, dengan skor 6-2 (47-28, 26-40, 43-36, 47-35).
Namun peluang emas DIY melalui Astuti-Widi tak mampu mengulang kesuksesan itu saat berlaga di final nomor aduan nasional beregu campuran. Mereka menyerah 0-6 (25-31, 26-35, 32-33) kepada pasangan Riau, Etika Susilowati-Purwanto.
Atlet Riau, Etika, mengatakan emas itu melengkapi sukses pribadinya di hari yang sama. Pada partai final pertama, Etika meraih emas nomor aduan nasional perorangan putri setelah mengalahkan pemanah Jateng, Sumiarti, 6-4 (21-14, 12-14, 23-18, 18-23, 20-16).
Sedangkan untuk aduan ronde nasional putra medali emas diraih oleh Ahmad Suwandi (Kaltim) yang mengatasi perlawanan Purwanto (Riau) dengan sekor lewat skor telak 6-0 (22-20, 21-20 23-23).
Pewarta: Syarif Abdullah
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016