Jakarta (ANTARA News) - Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar mengakui bahwa penyerapan gabah petani tidak secepat yang diharapkan pemerintah. "Sebenarnya bukan lamban, yang saya lihat mereka butuh persiapan. Memang tidak secepat yang kita harapkan dari pusat," katanya sebelum bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden Jakarta, Senin. Dalam pertemuan itu, Mustafa Abubakar didampingi jajaran Pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) yang dipimpin ketua umumnya Prabowo Subianto. Menurut dia, adanya kesan kelambanan penyerapan gabah petani disebabkan pula oleh masalah suplai dan prosedur atau mekanisme yang masih perlu penyesuaian. Para petani di daerah, katanya, masih banyak yang meminta kejelasan atau petunjuk dari pusat misalnya soal Permen No.38 tahun 2007 tentang kualitas penyerapan air dalam gabah. Untuk mempercepat penyerapan itu, katanya, pihaknya telah menginstruksikan sejumlah daerah khususnya Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, untuk lebih bekerja keras di lapangan. Terkait hal itu, Bulog akan menggelar serangkaian rapat koordinasi regional di Bandung (17/4), Semarang (18/4), Surabaya (20/4), dan Makassar (22/4). Ketika ditanya angka penyerapan yang sudah masuk hingga saat ini, Mustafa mengatakan, meski sudah ada data yang masuk namun belum seluruhnya tercakup. Ia mencontohkan, Jawa Tengah pada pertengahan April ini baru terserap 15.250 ton gabah petani dari target penyerapan 70 ribu ton untuk bulan April. Secara keseluruhan pada 2007, Jawa Tengah menargetkan dapat menyerap 275 ribu ton gabah. "Tentu saja angka itu masih jauh dari target. Tetapi ada satu hal bisa mempercepat yaitu adanya usulan petani agar Bulog menyediakan atau menanggung karung beras dan kita akan berikan itu," katanya. Jika Bulog telah menyediakan karung beras seperti yang diinginkan petani, Mustafa berharap penyerapan gabah itu akan berlangsung lebih cepat. "Pada paruh kedua April dan Mei akan lebih cepat," katanya. Sementara itu, Ketua Umum HKTI Prabowo Subianto mengatakan, HKTI bersama organisasi tani lainnya terus memperjuangkan agar pemerintah memperukat daya dan kemampuan Bulog agar lebih mampu menyerap gabah petani. "Bulog harus lebih diberdayakan, lebih efisien dan benar-benar berpihak pada petani, serta mengurangi birokrasi," katanya. Apalagi, katanya, pada 2007 ini Indonesia akan mengalami cuaca yang buruk seperti akan terjadinya badai tropis Elnino atau Super Elnino. "Jadi kita juga harus mengantisipasi kondisi yang tidak menguntungkan," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007