Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar uang Jakarta, Senin pagi, menguat lima poin menjadi Rp9.095/9.100 dibanding penutupan akhir pekan lalu Rp9.100/9.110 per dolar AS, karena faktor positif masih mendukung rupiah.
Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, mengatakan rupiah sebenarnya sudah bisa mencapai level Rp9.000 per dolar AS apabila Bank Indonesia (BI) tidak masuk pasar mengantisipasi pergerakan rupiah yang menguat.
Karena itu, pergerakan rupiah yang menguat itu hanya mengalami kenaikan tipis bahkan bergerak turun, akibat intervensi BI, katanya.
Kuatnya dukungan pasar, lanjutnya, rupiah cenderung masih menguat yang saat ini berada di bawah level Rp9.100 per dolar AS.
Menguatnya rupiah juga mendapat dukungan dari membaiknya pasar saham regional seperti indeks Nikkei, Jepang naik 1,42 persen, indeks Kospi, Korea Selatan menguat 0,03 persen dan indeks SP/ASX 200, Australia melonjak 0,7 persen.
Kenaikan harga saham regional itu, akibat melemahnya yen terhadap euro, setelah pertemuan para menteri keuangan dan bankir negara-negara industri maju (G) tidak membahas masalah melemahnya yen, katanya.
Dengan tidak dibahas yen mengakibatkan pasar bereaksi dengan melepas yen, sehingga euro menguat tajam, bahkan yen melemah terhadap semua mata uang regional lainnya.
Euro naik menjadi 162,43 dibanding penutupan pasar sebelumnya 161,33 yen dan euro terhadap dolar AS naik dari 1,3530 menjadi 1,3573, tuturnya.
Rupiah, menurut dia, sempat menguat hingga di posisi Rp9.090 per dolar AS, namun aktivitas pasar yang agak lesu mengakibatkan kenaikan rupiah terkoreksi, sehingga hanya naik lima poin.
Namun kenaikan itu tetap menunjukkan bahwa faktor positif terhadap rupiah masih tetap menyelimuti pergerakan rupiah lebih lanjut, ucapnya. (*)
Copyright © ANTARA 2007