Yogyakarta (ANTARA News) - Deputi Komisioner Pengawasan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Sardjito mengatakan hingga saat ini minat masyarakat Indonesia menabung saham di pasar modal masih rendah.
"Hingga saat ini yang betul-betul mengimplementasikan pemahamannya mengenai pasar modal dengan menabung saham masih di bawah satu persen," kata Sardjito saat membuka "Indonesia Investment Festival 2016" di Yogyakarta, Jumat.
Menurut Sardjito kendati sosialisasi serta peningkatan literasi masyarakat mengenai pasar modal terus dilakukan hingga saat ini pemahaman masyarakat Indonesia berkaitan dengan pasar modal masih di bawah lima persen.
Ia mengatakan sebagian masyarakat masih beranggapan bahwa menabung saham merupakan aktivitas ekonomi yang terbatas bagi kalangan menengah ke atas. Di sisi lain masyarakat sebagian beranggapan bahwa bermain saham merupakan kegiatan usaha yang haram.
"Sehingga untuk meluruskan pemahaman itu kami akan terus menggencarkan sosialisasi," kata dia.
Menurut Sardjito kondisi pasar saham Indonesia kini masih didominasi investor asing dengan persentase mencapai 64 persen. Kondisi itu, kata dia, cukup berbahaya karena jika terjadi gejolak kenaikan suku bunga dan mereka menarik seluruh sahamnya. "Jika itu terjadi maka saham kita akan ambruk," kata dia.
Oleh sebab itu, menurut dia, kampanye menabung saham harus terus digencarkan untuk seluruh kalangan masyarakat, apalagi kini sudah ada pembukaan rekening efek mulai Rp100 ribu.
Sementara itu, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan terus menambah jumlah galeri investasi di berbagai daerah sebagai sarana masyarakat berkonsultasi dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pasar modal. Saat ini galeri investasi seluruh Indonesia mencapai 215 galeri. "Pada tahun ini kami harapkan bisa bertambah menjadi 220 galeri," kata Direktur Keuangan dan SDM PT BEI Choirudin.
Penambahan galeri investasi, menurut dia, akan mulai difokuskan untuk wilayah luar Jawa. "Kami sudah memulai pembangunan galeri baru di Banjarmasin, Manokwari, dan Palangkaraya," kata dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016