Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik Sukardi Rinakit, di Jakarta, Senin, menyatakan kalau "reshuffle" kabinet tidak radikal, tak ada gunanya dan sulit membangkitkan optimisme publik. "Kalau hanya sedikit menteri yang diganti, pemerintah akan sulit membangkitkan optimisme publik," katanya. Direktur Eksekutif Sugeng Sarjadi Syndicate (SSS) ini mengemukakan "reshuffle" itu memang keharusan. "Ya, itu tadi, untuk membangkitkan optiisme publik," tambahnya. Selain itu juga, menurutnya, "reshuffle" menunjukkan keseriusan pemerintah untuk menerobos peluang yang ada untuk memperbaiki keadaan. "Meskipun peluang itu sempit, harus ada terobosan. Tapi, saya ingatkan lagi, kalau `reshuffle` itu tidak radikal, maka tidak ada gunanya," katanya. Tegasnya, kata Sukardi, kalau pergantian menteri tidak signifikan sesuai kebutuhan, aspirasi serta tuntutan publik, pemerintah akan sulit menggairahkan optimisme banyak pihak. "Selain itu, harus dipertimbangkan pula, bahwa para menteri yang umumnya memang berasal dari partai politik, juga tidak akan bekerja habis-habisan demi mendukung presiden," katanya. Menurut Sukardi, bulan Maret tahun depan, mereka (para menteri dari parpol itu) sudah tidak bisa bekerja optimal. "Karena terjadinya pemanasan menjelang pemilu 2009. Partai-partai mulai melakukan seleksi dan pendaftaran calon anggota parlemen," tambah Sukardi Rinakit. (*)
Copyright © ANTARA 2007