Kompetisi ini dibuka secara resmi oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno di Johor Bahru, Jumat, didampingi Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Kemdikbud Suharti MA Phd dan Konsul Jendral Johor Bahru Haris Nugroho.
Pembukaan juga dihadiri Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur Prof Dr Ari Purbayanto, Atase Pensosbud KBRI Kuala Lumpur Trigustono Supriyanto, Atase Pendidikan KJRI Singapura Prof Dr Aisyah Palupi dan sejumlah kepala sekolah.
Peserta berasal dari Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) sebanyak 24 siswa, Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) 24 siswa, Community Learning Center (CLC) Wilayah Sabah 12 peserta, CLC Sarawak 12 peserta dan Sekolah Indonesia Singapura (SIS) 24 orang.
Sedangkan para juri sebanyak 25 orang yang berasal dari Kemdikbud sebanyak lima orang dan juri lokal 20 orang.
Acara dimeriahkan penampilan siswa dari Sekolah Yos Sudarso Batam, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, mahasiswa PPI Universitas Teknologi Malaysia dan penampilan motivator kecil dari pendidikan home schooling Jakarta, Fania Princess yang membawakan pidato Bahasa Inggris.
Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur, Prof Dr Ari Purbayanto mengatakan KS2 2016 diikuti oleh 18 jenis perlombaan atau mata lomba dan dua jenis perlombaan baru yakni menari dan melukis.
"Orang tua selama ini selalu menanyakan mendapat ranking berapa? Sementara kecakapan dalam bidang tari dan seni lukis dinomorduakan padahal bidang-bidang tersebut juga menjanjikan masa depan," katanya.
Ari mengharapkan melalui KS2 diharapkan agar para siswa yang di sekolah Indonesia Malaysia sama-sama termotivasi untuk menjadi pemenang dan juga bukan pemenang.
"Saya yakin para peserta adalah mutiara-mutiara bangsa yang sudah terpilih dan nanti akan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa. Semoga anggaran bisa ditingkatkan sehingga bisa diselenggarkan KS2 tingkat ASEAN," katanya.
Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Kemdikbud, Suharti MA Phd, dalam sambutannya mengatakan pemerintah sudah bertekad untuk meningkatkan akses dan fasilitas pendidikan.
"Kita bertekad untuk meningkatkan wajib belajar hingga 12 tahun. Kita ingin semua anak memiliki kesempatan yang sama. Mereka yang di ladang-ladang, juga di pedalaman. Kompetisi ini sangat baik. Bersaing dengan teman dan diri sendiri agar lebih baik," katanya.
Suharti mengatakan pihaknya ingin agar sains menjadi perhatian utama karena posisi Indonesia saat ini berada di bawah kedua setelah Peru dengan nilai 380 dari rata-rata 500.
"Sains itu menyenangkan. Seni juga merupakan kegiatan penting karena kreativitas ada di dunia kesenian," katanya.
Sedangkan Dubes Herman Prayitno pada kesempatan tersebut mengatakan K2S bisa menjadi jembatan penghubung siswa-siswa sekolah Indonesia yang ada di Malaysia dalam bidang sains dan seni.
"Kompetisi ini bisa untuk saling asah dan asuh. CLC Sarawak walaupun pengurusan dokumen pemberangkatan menemui kendala juga bisa berprestasi. Delapan dari 11 CLC di Malaysia sudah mendapatkan sertifikasi yang nanti akan diserahkan pemerintah Malaysia," katanya.
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016