... disayangkan pelaku tewas karena kehabisan darah. Ini membuat penyidikan jadi buntu, gelap...
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat terorisme dan intelijen dari Universitas Indonesia, Ridwan Habib, menyatakan, Sultan Aziansyah (22), tersangka penyerangan polisi di Cikokol, Tangerang, patut disayangkan karena menyulitkan proses penyidikan.
"Sangat disayangkan pelaku tewas karena kehabisan darah. Ini membuat penyidikan jadi buntu, gelap," ujar Habib, di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan, sudah beredar video di jejaring sosial YouTube yang menunjukkan pelaku diinterogasi polisi dalam keadaan luka parah.
"Di dalam video itu tampak tidak ada upaya pertolongan medis segera supaya dia tetap hidup," kata dia.
Menurut dia, jika SA bisa dipertahankan nyawanya, dia bisa dibawa ke pengadilan secara terbuka guna menelisik motif penyerangan yang dilakukannya.
Alumnus S2 Intelijen UI itu mengatakan serangan tunggal seperti dilakukan SA sangat susah diprediksi. Serangan tunggal semacam itu tidak bisa diukur secara pasti kapan akan terjadi, dan siapa yang menjadi sasaran.
"Ini berbeda di era Al Qaeda yang setiap kali akan menyerang melakukan rapat dan koordinasi yang rapi. Misalnya serangan bom Bali maupun serangan bom Ritz Carlton 2009," jelas dia.
Habib memandang Badan Intelijen Negara harus mewaspadai potensi ancaman serupa.
"Ini merupakan ancaman nyata yang sangat berbahaya. Ada serangan di Solo, lalu Medan, sekarang Tangerang. Polanya sama, individual, senjata seadanya dan tidak butuh perencanaan yang rumit, BIN harus mewaspadai ini, " kata dia.
Sebelumnya diberitakan pelaku penyerangan tiga polisi di Tangerang, Banten, Sultan Azianzah (22), tewas dalam perjalanan saat hendak dibawa ke RS dr Sutanto.
Pewarta: Rangga Jingga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016