Yogyakarta (ANTARA News) - Mbah Marijan ikut-ikutan berpolitik?. Mbah Marijan masuk Partai Golkar?. "Luar biasa", mungkin itu kata yang pas. Dan kenyataannya memang mbah Marijan, si "pawang" Gunung Merapi, benar-benar "masuk" Partai Golkar. Namun bukan sebagai anggota, tetapi justru mendapatkan kehormatan untuk memberi "khotbah" kepada para pimpinan Partai Golkar. "Untuk menutup Rapat Konsultasi Nasional DPP Partai Golkar ini, saya minta Mbah Marijan yang menutupnya dan memberikan pidatonya," kata Ketua Umum DPP Partai Golkar, Jusuf Kalla. Menurut Jusuf Kalla kehadiran Mbah Marijan merupakan kehormatan bagi Partai Golkar, karena Mbah Marijan telah memberikan ketauladanan, disiplin, serta amanah dalam menjalankan tugasnya. "Mbah Marijan tegas dan mampu mengambil keputusan dengan segala risikonya," kata Jusuf Kalla. Mbah Marijan yang datang dengan pakaian kebesarannya, beskap kain surjan warna hijau tua lengkap dengan keris terselip di punggungnya. Dengan sikap tetap bersahaja khas "Kawulo Dalem", Mbah Marijan memberikan khotbahnya, dengan menggunakan bahasa Jawa Kromo Inggil. Yang tak kalah hebatnya, pidato Mbah Marijan justru diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X. "Pokoknya Mbah Marijan pidato saja, nanti saya yang menterjemahkan. Opo tumon," kata Sri Sultan HB X menggunakan bahasa Jawa sambil meminta Mbah Marijan berpidato. Di hadapan Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla serta seluruh Ketua DPD se Indonesia, Mbah Marijan tanpa canggung berpidato. "Yang terpenting dengan niat bismillah, saya jalankan tugas yang dibebankan oleh Sri Sultan HB IX," kata Mbah Marijan, yang mengaku memulai tugasnya sebagai "juru kunci" Gunung Merapi sejak 1974. Selama menjalankan tugas, tambahnya, harus dijalaninya dengan keiklasan. Bahkan, tambah Mbah Marijan, ketika ia diminta membintangi iklan sebuah produk jamu, seluruh honornya diserahkannya untuk pembangunan masjid dan keperluan sosial kemasyarakatan lainnya. Sifat iklas, disiplin, kuat memegang amanah dan berjiwa sosial yang tinggi dari Mbah Marijan inilah yang ingin "ditularkan" kepada kader-kader Partai Golkar. Tak salah jika Jusuf Kalla meminta para kadernya untuk bisa meniru ketauladanan dari Mbah Marijan. "Beliau (Mbah Marijan) disiplin dan betul-betul memegang amanah dalam menjalankan tugasnya. Bukan berarti kita tidak mampu, tetapi Mbah Marijan telah memberikan ketauladanan," kata Jusuf Kalla. Bagi Mbah Marijan, kehadirannya di tengah-tengah pimpinan Partai Golkar menjadi sebuah catatan tersendiri. Keiklasan, ketauladanan dan sikap amanah Mbah Marijan telah membawanya "menembus batas" sekat duniawi. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007