Ngawi (ANTARA News) - Ratusan anggota Kepolisian Resor (Polres) Ngawi, Jatim, dikerahkan untuk mengantisipasi amuk massa dari Pergurusan Silat Setia Hati Terate (PSHT), yang menurut rencana, Minggu, hendak "ngluruk" (mendatangi) ke Mapolsek Karang Jati. Kapolres Ngawi, AKBP Gunawan, menyatakan antisipasi tersebut dimaksudkan supaya tidak terjadi tindakan anarkis dari massa PSHT yang hari ini memperingati 40 hari meninggalnya Iksan (16), warga Desa Rejuno, Kecamatan Karang Jati, dengan berencana "ngluruk" ke Polsek setempat. "Hal itu kita lakukan agar warga merasa nyaman. Apalagi sampai aktivitas ekonomi warga setempat terganggu dengan banyaknya toko yang tutup, gara-gara takut nanti menjadi sasaran dari massa PSHT," ucapnya, saat ditemui wartawan di pos penjagaan Karang Jati, Minggu. Untuk itu, katanya, pihaknya telah mengerahkan sejumlah personel di delapan titik, antara lain di jalur perbatasan antara Ngawi dan Madiun, lokasi pemakaman, rumah duka dan rumah perguruan silat lainya. "Kita tidak melarang mereka membuat acara itu, asalkan tidak merugikan masyarakat lain," ujarnya. Hingga berita ini disiarkan, belum ada tanda-tanda adanya pengerahan massa dari PSHT untuk "ngluruk" ke Mapolsek Karang Jati. Sementara itu, lanjut AKBP Gunawan, terkait dengan hasil penyelidikan atas kasus yang mengakibatkan Ikhsan, salah satu warga PSHT yang tewas, adalah kasus murni kecelakaan lalu lintas (Lakalantas). "Karena tidak kuat bukti, kasus itu sudah di SP3 (dihentikan)," paparnya. Namun di sisi lain, kasus tersebut dianggap oleh warga PSHT bukan faktor Lakalantas semata, melainkan Ikhsan tewas menabrak pohon, karena sebelumnya diserang oleh beberapa orang dari peguruan pencak silat Persaudaraan Winongo (STK), yang notabene merupakan musuh bebuyutan PSHT. Hingga saat ini, menurut warga PSHT, kasus itu belum ada pengusutan oleh pihak Polsek Karang Jati maupun Polres Ngawi. Bahkan kasus dihentikan, karena tidak adanya bukti yang kuat. Dengan demikian, pada saat memperingati hari ketujuh meninggalnya Ikhsan, beberapa waktu lalu warga PSHT sempat "ngluruk" ke Polsek Karang Jati. Namun saat itu, belum ada respon dari pihak Polsek Karang Jati, hingga akhirnya warga PSHT berjanji akan mengerahkan massa yang lebih banyak lagi pada hari peringatan ke-40 wafatnya Ikshan, yang jatuh pada Minggu (15/4) ini. (*)
Copyright © ANTARA 2007