"Jangan begadang jika tak berguna, juga digunakan untuk beli pulsa. Tapi gunakan untuk menunjang pendidikan," ujar Nasir saat mengunjungi rumah penerima beasiswa Bidikmisi di Gampong Lam Ujung, Kecamatan Darussalam, Aceh Besar, Jumat.
Menristekdikti mengunjungi rumah mahasiswa semester lima informatika Fakultas MIPA Universitas Syiah Kuala, Fadil Arifah.
Kedatangan Menristekdikti juga disambut oleh kedua orang tua Fadil yakni Muliyana dan Syafrizal.
Ayahnya bekerja sebagai tukang meubel dan ibunya sejak setahun terakhir bekerja sebagai petugas kebersihan di Rumah Sakit Jiwa Banda Aceh.
Beasiswa Bidikmisi merupakan beasiswa yang diperuntukkan bagi mahasiswa miskin secara ekonomi tetapi berprestasi.
"Melalui beasiswa ini, pemerintah hadir dalam memberikan perhatian kepada anak-anak yang lemah secara ekonomi tetapi mereka berprestasi," kata Nasir.
Mantan Rektor Universitas Diponegoro itu menjelaskan para penerima Bidikmisi itu diharapkan belajar yang rajin dan ke depan bisa membangun daerahnya.
Fadil mengatakan beasiswa tersebut mewujudkan mimpinya menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Hal itu sama sekali tak pernah terpikirkan sebelumnya, karena penghasilan orang tuanya yang tak menentu. Apalagi ada tiga adiknya yang harus dibiayai.
Fadil yang saat ini mendapat Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,4 itu memiliki cita-cita menjadi pengusaha.
"Cita-citanya menjadi pengusaha, sekarang baru coba-coba sama teman-teman," tukas Fadil.
Dalam kesempatan itu, Menristekdikti juga memberikan bantuan pendidikan kepada Fadil.
Pewarta: Indriani
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016