Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) kini masih menjajaki kemungkinan membeli rudal anti-kapal "Brahmos" dari India untuk melengkapi persenjataan kapal korvet TNI AL yang kini dikerjakan di Belanda. "Kami masih dalam tahap penjajakan. Kami belum tahu apakah itu akan dipasang di kapal korvet kita, mengingat kami belum punya anggaran untuk itu," kata Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Slamet Soebijanto, di Jakarta, Minggu. Ditemui usai mengikuti Gerak Jalan HUT ke-43 Dharma Pertiwi di Mabes TNI Cilangkap, ia mengatakan pihaknya masih mempertimbangkan kemungkinan "Brahmos" dipasang pada Korvet Sigma Class I dan II. Pembelian empat korvet Belanda itu dilakukan melalu Kredit Ekspor (KE) tahun 2005-2009 senilai 1,9 miliar dolar AS. Dana sebesar itu antara lain dialokasikan untuk membeli dua korvet pada tahap pertama Sigma Class I senilai 212 juta dolar dan Sigma Class II sebesar 339 juta dolar . Namun, pembelian empat kapal korvet itu menuai protes politik di Belanda, dan dikhawatirkan berujung pada kemungkinan embargo. Selain itu, Belanda pada awalnya tidak melengkapi korvet yang ditawarkan dengan persenjataan yang diinginkan TNI AL seperti peluru kendali dan alat sensor. Terkait itu, TNI AL melirik rudal Yakhont dari Rusia, dan rudal C802 dari China untuk mempersenjatai keempat korvet buatan 'Negeri Kincir Angin' itu. "Tetapi semua masih dijajaki, termasuk "Brahmos" dari India," ujar Slamet. (*)
Copyright © ANTARA 2007