Kuala Lumpur (ANTARA News) - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukito sepakat mengaktifkan kembali Desk Malaysia-Indonesia (Desk Malindo) untuk meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara.
"Desk Malindo segera diaktifkan. Nanti ke depan di antara dua kementrian kita sama-sama taruh orang. Jadi banyak hal yang bisa kita lakukan," ujar Enggartiasto di sela-sela Forum Bisnis Malaysia-Indonesia Business Forum di Kuala Lumpur, Kamis.
Sebelumnya Enggartiasto Lukito bersama rombongan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan P Roeslani diterima oleh PM Najib di parlemen setempat di sela-sela agenda pertemuan perdana menteri bersama anggota parlemen.
"Kita akan segera aktifkan dengan melibatkan asosiasi terkait. Desk Malindo itu menangani berbagai hal menyangkut hubungan dagang Indonesia-Malaysia secara keseluruhan. Nanti direktur bilateral yang akan aktif," katanya.
Sewaktu dirinya menghadap perdana menteri dia sangat serius mengaktifkan Desk Malindo apalagi desk tersebut sudah ada sejak zaman dulu.
"Kita sama-sama ingin meningkatkan hubungan dagang. Sekarang menurun dan harus sama-sama ditingkatkan. Beliau sangat serius. Saya datang karena Menteri Perdagangan Malaysia sudah tiga kali ke Indonesia. Kita sepakat dengan hubungan yang baik. Kita akan terus intens," katanya.
Pada kesempatan tersebut Enggartiasto dan Najib juga membahas mengenai label halal.
"Halal Malaysia diterima di Indonesia. Halal Indonesia tidak diterima di Malaysia. Ini tentu akan kita bahas," katanya.
Dia mengatakan pihaknya juga akan duduk bersama mengenai CPO kedua negara menghadapi kampanye negatif mengenai kesehatan.
"Sekarang dinaikkan lagi isu kancer. Tadi bahkan perdana menteri bilang kalau mereka tetap melakukan seperti itu. Mari kita berdua. Kita stop juga ndak usah beli barang-barang dari Perancis. Kita nggak usah beli air bus. Kita pindah aja ke Boeing," katanya.
Enggartiasto mengatakan transaksi dalam pameran dagang Indonesia mulai 2012 terus menurun kemudian pada pameran 2015 menghasilkan transaksi Rp909 juta.
"Presiden memerintahkan hal itu menjadi titik balik ekspor. Saya bilang baik Pak, lebih tinggi saja dari 909 juta dollar AS. Kemudian beliau bilang kejar sampai satu miliar dollar," katanya.
Makanya, ujar dia, dari beberapa lama pihaknya sudah mempersiapkan dengan meminta semua atase perdagangan melakukan berbagai langkah.
"Saya sendiri stand by di Trade Expo 2016. Alhamdulillah transaksinya 1 miliar 21 juta dollar AS. Memang kita dengan Malaysia turun terus. Kemarin ada 546 delegasi yang datang dan lebih dari 92 juta dollar diantaranya dari Amerika Serikat," katanya.
Dia mengatakan sebagian membayar membeli dan transaksi tetapi ada juga yang kontrak dagang berkepanjangan.
"Sekarang tentu kita bersama dengan Malaysia bukan saja trading tetapi kolaborasi antara dua negara, investasi dan sebagainya, bukan hanya short term," katanya.
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016