Taipei, Taiwan (ANTARA News) - Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, meminta maaf atas kesalahan ejaan kata "Thailand" saat dia memberikan penghormatan kepada Raja Bhumibol Adulyadej yang meninggal pada 13 Oktober 2016.
Dalam upacara singkat di Kantor Perwakilan Dagang dan Ekonomi Thailand, di Taipei, Senin (17/10) lalu, Tsai menyampaikan duka-cita atas meninggalnya Sang Raja dengan menuliskan kalimat berbahasa Inggris di buku duka cita, namun tanpa huruf "h" dalam menuliskan nama "Thailand".
"Atas nama rakyat Taiwan, dengan ini saya menyampaikan bela sungkawa yang sangat mendalam kepada keluarga kerajaan dan rakyat Tailand atas mangkatnya pemimpin besar Baginda Raja Bhumibol Adulyadej," demikian tulisan Tsai.
Tsai meminta maaf kepada pejabat Thailand atas kesalahan ejaan itu dan pihak Thailand memahami serta berterima kasih lagi kepada Tsai dan Taiwan atas perhatiannya terhadap rakyat Thailand, demikian pernyataan Kantor Kepresidenan Taiwan.
Kantor itu juga membantah laporan media, Tsai akan memimpin delegasi menuju Thailand untuk menghadiri upacara penghormatan terhadap Sang Raja.
"Seperti dalam laporan yang tidak mengonfirmasi kebenarannya. Kami tidak membuat rencana itu," kata pihak Kantor Kepresidenan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Taiwan, David Lee, menyataan, kesalahan ejaan Tsai tersebut bukan faktor kesengajaan.
Pada saat Lee pertama kali ditanya mengenai kesalahan Tsai yang menghadiri acara tersebut, dia sangat terkejut dan menyatakan, "Itu tidak benar."
Setelah menyadari apa yang terjadi, dia mencoba membela Tsai dengan mengatakan, "Saya pikir orang-orang yang bertanya terlalu banyak."
Dia mengatakan dia telah membuat kesalahan yang sama dan mereka tidak mempersoalkan.
Dia juga menolak laporan Tsai semula ingin melakukan perjalanan ke Thailand memberikan penghormatan kepada mendiang Raja Bhumibol, namun rencana itu dibatalkan karena Taiwan dan Thailand tidak memiliki hubungan diplomatik.
"Kenyataannya, kami tidak punya rencana itu," kata Lee menambahkan.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016