Sanaa (ANTARA News) - Pihak bertikai di Yaman di sebagian besar kawasan mematuhi gencatan senjata 72 jam, yang dimulai menjelang Rabu tengah malam, dan ibu kota Sanaa melewati malam pertama dalam tiga bulan tanpa serangan udara, kata warga dan pejabat.
Gencatan senjata itu berlaku di seluruh Yaman, meski ada beberapa pelanggaran kecil di Provinsi Taiz, Hajja dan Mareb, kata pejabat setempat dan warga kepada Reuters.
"Ini malam sunyi. Kami tidur tanpa ledakan," kata Bassam, pekerja di toko grosir di Sanaa.
"Kami harap perang ini segera berakhir, karena rakyat lelah. Kami ingin hidup, bukan mati."
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengumumkan gencatan senjata di antara pihak berperang pada pekan ini. Gencatan senjata tersebut diperkirakan diperpanjang jika dipatuhi.
Sekutu pimpinan Saudi melancarkan serangan udara di Sanaa setiap malam sejak 7 Agustus, kata warga, sejak dialog damai dengan gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran dan pasukan yang setia pada mantan presiden Ali Abdullah Saleh gagal.
Beberapa gencatan senjata sebelumnya gagal membuka jalan untuk mengakhiri konflik, meskipun secara nyata mengurangi pertempuran yang telah menewaskan setidaknya 10 ribu orang.
Badan bantuan berharap dapat menggunakan gencatan senjata itu untuk menjangkau wilayah di negara tersebut, yang terputus akibat pertempuran berbulan-bulan dan sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
(Uu.S022)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016