Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperingatkan seluruh lapisan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) agar memberikan keterangan secara jujur dan terbuka kepada tim evaluasi yang dipimpin Prof Ryaas Rasyid dan tidak melakukan gerakan tutup mulut (GTM) kepada Tim tersebut. "Jangan ada GTM atau Gerakan Tutup Mulut di IPDN," kata presiden dalam jumpa pers di perkebunan durian 'Warso Farm' di Cipaku, Bogor, Jabar, Minggu. Pada acara jumpa pers yang berlangsung di kebun durian seluas 23 hektare itu, Kepala Negara didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan tidak mengajak satu menteri atau pejabat tinggi negara lainnya. Yudhoyono meminta seluruh lapisan di IPDN untuk menerima dengan baik Tim yang dipimpin Ryaas Rasyid, yang merupakan mantan rektor Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) dan mantan Menteri Negara Otonomi Daerah. Kepala Negera menegaskan Tim dibentuk untuk meneliti secara keseluruhan keberadaan IPDN, terutama setelah meninggalnya praja Cliff Muntu akibat penganiayaan oleh seniornya. Dalam kesempatan itu, Presiden mengakui meskipun pemerintah telah membentuk tim evaluasi, masih ada saja saran agar lembaga yang mendidik calon papmong praja itu dibubarkan. "Kalau ditutup sekarang bagaimana nasib empat ribu praja IPDN," katanya, didampingi kedua juru bicaranya Andi Mallarangeng dan Dino Patti Djalal. Sebelumnya, Ketua DPR Agung Laksono dan Ketua DPD Ginandjar Kartasasmita setelah bertemu Presiden Yudhyono, menyatakan dukungannya agar IPDN dibubarkan. Presiden juga menegaskan kembali enam langkah yang telah diputuskan untuk menata kembali IPDN, seperti menunda sementara penerimaan praja baru, evaluasi kurikulum, serta pemantauan seluruh kegiatan praja baik di dalam ruang kuliah maupun di luar ruangan secara terus menerus selama 24 jam. (*)
Copyright © ANTARA 2007