Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada pekan depan diperkirakan rawan terhadap koreksi, sehubungan indeks utama itu secara teknikal sudah dalam posisi 'overbought' (jenuh beli). "Pasar sudah `overbought`, sehingga suatu saat akan terjadi koreksi," kata Analis Saham PT Panin Capital, Luki Aryatama, kepada ANTARA di Jakarta, akhir pekan ini. Namun, kata Luki, pasar masih ada kemungkinan naik karena kondisi makro ekonomi yang masih positif. "Masih ada kemungkinan naik, namun tidak besar. Pasar akan bergerak fluktuatif," jelasnya. Dia juga mengungkapkan bahwa saham sektor pertambangan dan telekomunikasi masih memberi kontribusi positif pada perdagangan saham di BEJ pekan depan. "Harga komoditi di pasar global masih menjadi isu utama kenaikan sahamnya," katanya. Selama pekan ini, IHSG ditutup naik 45,541 poin atau 2,4 persen menjadi 1.941,152 dan indeks LQ45 menguat 10,436 poin atau 2,56 persen ke level 417,760. Posisi indeks ini merupakan rekor tertinggi sepanjang masa. Penguatan indeks pada pekan ini lebih banyak didorong oleh penguatan bursa regional dan harga komoditi di pasar internasional yang masih mengalami trend naik. Selain itu, masih positifnya makro ekonomi dan stabilnya rupiah juga menjadi pendorong indeks yang hampir selama sepekan terjadi reli dan pemecahan rekor baru, kecuali penutupan Kamis (12/4) terjadi aksi ambil untung. Pasar juga didorong oleh berita masuknya modal asing yang masuk ke Indonesia (capital inflow) hingga saat ini mencapai lebih dari Rp10 triliun, diantaranya ke pasar modal senilai Rp3,3 triliun. (*)
Copyright © ANTARA 2007