Meulaboh, Aceh (ANTARA News) - Sebanyak 30 sekolah SD-SMP dan sederajat di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh terhenti aktivitas belajar mengajar karena bencana alam banjir luapan Sungai Woyla akibat tingginya intensitas curah hujan.
Sekretaris Dinas Pendidikan Aceh Barat Thamren, di Meulaboh, Rabu, mengatakan, aktivitas belajar 30 sekolah tersebut terpaksa diliburkan karena air banjir memasuki ke dalam ruangan belajar, bahkan akses jalan menuju ke sekolah.
"Pihak sekolah sebenarnya bukan meliburkan muridnya, tapi karena kondisi tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas belajar mengajar sebab banjir memasuki ruangan kelas dalam tiga hari ini," katanya kepada wartawan.
Banjir luapan sungai akibat tingginya intensitas curah hujan telah melanda selama tiga hari terakhir, banjir mengepung sembilan dari 12 kecamatan, meski sebagian kawasan dilaporkan berangsur surut, namun ada beberapa titik lain justru semakin bertambah.
Jelas Thamren, sebagian besar guru malahan tetap hadir ke sekolah mereka walaupun dalam kondisi banjir, kehadiran mereka tidak melaksanakan aktivitas mengajar akan tetapi mengamankan semua mobiler dan fasilitas pendidikan.
Pihaknya belum mendata terhadap kerusakan material baik itu mobiler maupun prasarana sekolah karena sebagian sekolah hingga hari ketiga bencana alam ini masih tergenang air banjir dengan ketinggian bervariasi.
"Baru dapat berlangsung proses belajar mengajar di sekolah apabila kondisi alam sudah normal baru bisa diaktifkan kembali, Karena tidak mungkin mengajar digenangan air, sayang juga murid," tambahnya.
Sementara itu Mariati, salah seorang guru SDN 11 Blang Beurandang kepada wartawan menjelaskan, bahwa di sekolah itu telah terhenti aktivitas belajar sejak Sabtu (15/10) karena guyuran hujan lebat membuat siswa dan guru tidak bisa hadir.
"Kalau sekolah kami sudah sejak hari Sabtu pekan lalu tidak masuk karena hujan berat, anak anak tidak bisa sekolah. Kemudian sudah banjir sampai hari ini. Kalau besok surut bisa datang ke sekolah tapi untuk bersih-bersih, belum bisa belajar," katanya.
Data dirilis Pusdalop BPBD Aceh Barat pada 19 Oktober 2016 pukul 15.57 WIB, banjir meliputi sembilan kecamatan, 139 desa, dengan korban terdampak banjir serta pengungsian 14.245 kepala keluarga dengan 49.856 jiwa.
Sejumlah kawasan dilaporkan berangsur surut, namun di sisi lain masih banyak warga yang terisolir terutama di Kecamatan Woyla Barat dan Arongan Lambalek, tim resque BPBD bersama Satgas SAR masih akan melanjutkan evakuasi warga terisolir pada hari keempat dilanda banjir.
Sementara masyarakat pengungsian masih bertahan di tenda Desa Pasie Masjid dan Gedung SKB, sementara sebagian masyarakat pedalaman bertahan di tempat-tempat yang lebih tinggi dan aman atau tempat evakuasi sementara.
Pewarta: Anwar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016