Kalau hujan kemarin-kemarin banjirnya tidak begitu tinggi, tapi hari ini airnya sudah mencapai pinggang orang dewasa."

Tanjung Selor (ANTARA News) - Desa Metun Sajau di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, terendam banjir akibat luapan Sungai Sajau dan Sungai Pungit pada Rabu (19/10) dini hari.

Ingan, warga Metun Sajau, Kecamatan Tanjung Palas Timur, mengatakan banjir terjadi sekitar pukul 03.00 WITA dengan ketinggian 50-70 cm setelah diguyur hujan sekitar lima jam.

"Kalau hujan kemarin-kemarin banjirnya tidak begitu tinggi, tapi hari ini airnya sudah mencapai pinggang orang dewasa," ujarnya.

Menurutnya, banjir kerap terjadi di desanya karena lokasi permukiman warga sekitar berada di tengah-tengah muara dua anak sungai tersebut.

Apabila arus sungai berlawan dari arah hulu dan hilir maka akan terjadi genangan sehingga menggenangi desa.

"Kami sudah tinggal empat tahun di sini (Metun Sajau) dan memang sudah sering kali terjadi, tapi yang terparah itu pada tahun 2015 dan tahun ini," ungkapnya.

Kepala Desa Metun Sajau Heriyanto Siang menambahkan, warga yang terendam banjir sebanyak 500 kepala keluarga yang berada di tujuh rukun tetangga (RT).

"Paling parah itu ada di RT 1, 2, dan RT 4. Di beberapa RT lainnya air tidak begitu tinggi," katanya.

Selain rumah warga, menurut Heriyanto, sekitar 210 hektare lahan persawahan terendam. Sawah tersebut rencananya dalam waktu dekat ini akan dipanen.

"Padi-padi warga tenggelam akibat banjir ini. Bahkan bisa jadi mereka akan gagal panen," ungkapnya.

Saat ini yang dibutuhkan warga, kata dia, yaitu perahu untuk transportasi. Pasalnya, kendaraan roda dua maupun roda empat sudah tidak dapat melintasi ruas jalan yang ada di desa tersebut.

"Lihat saja dari pagi sampai sekarang, kendaraan tidak bisa lewat, warga kami hanya bisa berdiam di rumah. Oleh karenanya kami membutuhkan bantuan perahu agar bisa pergi untuk berbelanja," ujarnya.

Dia juga mengaku aktivitas pemerintahan desa maupun kegiatan belajar mengajar terpaksa diliburkan. "Semua libur untuk hari ini, kalau besok tunggu saja, apakah banjir sudah surut atau tidak," katanya.

Pewarta: Robie Amir
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016