Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu ditutup melemah karena investor cenderung wait and see menunggu kemungkinan kenaikan harga minyak dunia dan pertimbangan harga saham yang sudah jenuh beli.
IHSG BEI ditutup turun sebesar 20,76 poin atau 0,38 persen menjadi 5.409,28, sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak melemah 5,33 poin (0,56 persen) menjadi 931,27.
"IHSG tertekan seiring dengan aksi lepas saham oleh investor asing," kata analis Reliance Securities Lanjar Nafi di Jakarta. Hari ini total nilai penjualan saham oleh investor asing (foreign net sell) tercatat mencapai Rp64,481 miliar.
Secara teknikal, lanjut dia, pelaku pasar cenderung menahan untuk masuk ke pasar saham karena sejumlah indikator menunjukkan IHSG masih berada dalam area jenuh beli.
Kendati demikian, menurut dia, pelemahan IHSG cenderung tertahan menyusul sektor pertambangan yang bergerak positif di tengah spekulasi kenaikan harga komoditas menjelang musim dingin.
Analis NH Korindo Securities Indonesia Muhammad Ikhsan Burhanuddin menambahkan bahwa data produk domestik bruto (PDB) China kuartal tiga 2016 yang sebesar 6,7 persen ternyata ditanggapi netral oleh investor.
Sepanjang perdagangan hari ini, transaksi membukukan frekuensi 297.706 kali dengan total saham yang diperdagangkan 14,87 miliar lembar saham senilai Rp6,46 triliun.
Dari bursa regional, indeks Hang Seng bursa Hong Kong melemah 89,42 poin (0,38 persen) ke level 23.304,97, indeks Nikkei-225 bursa Tokyo naik 35,30 poin (0,21 persen) ke level 16.998,91, dan Straits Times Singapura menguat 13,99 poin (0,49 persen) posisi 2.844,62.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016