Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena dolar AS menunjukkan pelemahan, bersama dengan data inflasi AS yang baru.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 6,3 dolar AS, atau 0,5 persen, menjadi menetap di 1.262,9 dolar AS per ounce.
Dolar AS menghabiskan sebagian besar hari di tingkat yang lebih rendah, karena kenaikan teknikal dalam pound Inggris setelah beberapa hari jatuh secara luas akibat Brexit. Indeks dolar AS turun 0,01 persen menjadi 97,87 pada pukul 18.45 GMT.
Indeks adalah ukuran dari dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar turun maka emas berjangka akan naik, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih murah bagi investor.
Para investor juga sedang menunggu rilis data "housing starts" (rumah yang baru dibangun) pada Rabu, bersama dengan klaim pengangguran mingguan, penjualan "existing home" (rumah yang sebelumnya telah dimiliki atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal juga dengan home resales/rumah bekas) dan Survei Prospek Bisnis Fed Philadelphia pada Kamis.
Namun, penguatan dalam ekuitas AS mencegah logam mulia dari kenaikan lebih lanjut, karena indeks Dow Jones Industrial Average naik 88 poin atau 0,49 persen pada pukul 18.45 GMT.
Para analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian maka logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman. Sementara itu, sebaliknya ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka logam mulia biasanya turun.
Perak untuk pengiriman Desember naik 16,4 sen, atau 0,94 persen, menjadi ditutup pada 17,638 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari 2017 bertambah 10,3 dolar AS, atau 1,1 persen, menjadi ditutup pada 946,5 dolar AS per ounce, demikian Xinhua.
(UU.A026)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016