"Konsultan politik dan lembaga survei jangan bekerja tanpa hati nurani dan menjadi ancaman demokrasi dalam pelaksanaan pilkada," ujar Yohan dalam keterangan persnya di Jakarta, Selasa.
Menurut Yohan, saat ini tidak sedikit konsultan politik serta lembaga survei yang berupaya menggiring opini publik guna memilih kepala daerah yang menjadi kliennya, tanpa memikirkan kemampuan calon bersangkutan.
"Yang perlu kita soroti dengan demokrasi kita yaitu para konsultan dan lembaga politik yang sering menggiring masyarakat mengikuti opininya. Mereka memoles calon yang tidak punya kapabilitas menjadi seolah-olah kredibel," kata dia.
Yohan berharap pemerintah dapat mengatur dan mendorong para konsultan politik khususnya lembaga survei menghasilkan survei yang berkualitas.
"Yang kami soroti adalah cara kerja konsultan politik dan lembaga survei yang tanpa hati nurani. Mereka hanya bisa membungkus dan memoles calon pemimpin dengan mengorbankan demokrasi," tegas dia.
(T.R028)
Pewarta: -
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016