... dalam daftar korban tewas terdapat beberapa bayi, dua di antaranya berumur enam minggu dan enam anak-anak lain berumur delapan tahun atau kurang...

Beirut, Lebanon (ANTARA News) - 14 orang dari satu keluarga tewas dalam serangan udara di kawasan dikuasai pemberontak di Aleppo timur, Suriah, Senin, kata pekerja kedaruratan, ketika pemerintah Suriah melanjutkan gerakannya, yang didukung Rusia, merebut kawasan dikuasai oposisi di kota tersebut.

Di dalam daftar korban tewas terdapat beberapa bayi, dua di antaranya berumur enam minggu dan enam anak-anak lain berumur delapan tahun atau kurang.

Pertahanan Sipil mengenali jet tersebut milik Rusia. Serangan itu menghantam kawasan kota al-Marjeh.

Pertahanan Sipil adalah layanan penyelamatan, yang bergerak di kawasan dikuasai pemberontak di Suriah. Pekerjanya dikenal dengan sebutan "Helm Putih".

Serangan tersebut menewaskan beberapa ratus orang sejak dimulai pada bulan lalu, setelah gencatan senjata -yang diperantarai Rusia dan Amerika Serikat- runtuh.

Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah mengatakan mendokumentasikan kematian 448 orang dalam serangan udara di Aleppo timur sejak saat itu, termasuk 82 anak-anak.

Militer Suriah dan Rusia mengatakan mereka hanya menyasar militan.

Sejak gerakan itu diumumkan pada 22 September, pemerintah telah merampas wilayah hingga utara kota dari pemberontak, dan juga melaporkan masuk ke dalam kota itu sendiri, yang oleh pihak pemberontak dibalas dengan mengatakan bahwa mereka sebagian besar sudah diusir.

Sumber militer Suriah mengatakan angkatan bersenjata menyasar teroris di tiga kawasan di Aleppo pada Senin, menewaskan tujuh diantara mereka. Pemerintah menyebut semua pemberontak sebagai teroris.

Kelompok pemantau itu mengatakan 17 orang lagi tewas dalam serangan jet-jet Rusia, Minggu malam, di Distrik al-Qarterji, wilayah Aleppo yang dikuasai pemberontak. Korban termasuk lima anak-anak, katanya.

Kelompok pemantau juga mengatakan mencatat kematian 82 orang, termasuk 17 anak-anak, di kawasan dikuasai pemerintah di Aleppo barat sebagai akibat dari pengeboman oleh pemberontak.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016