Lisabon (ANTARA News) - Manajer umum Agen Anti-Doping Dunia (WADA) David Howman Jumat menuntut hukuman lebih berat terhadap penipu doping.
Tokoh asal Selandia Baru itu ingin agar hukuman terhadap pelanggar pertama dinaikkan dari larangan dua tahun menjadi empat tahun.
Dia mengemukakan rekomendasinya pada pertemuan komisi atlet di Estoril, dekat Lisabon saat diskusi mengenai perubahan pedoman WADA yang mulai berlaku sejak 2004, tapi akan diubah mulai November.
"Komisi mendukung hukuman lebih berat dan semua atlet menginginkan hukuman lebih berat terhadap pelanggar. Gagasan larangan empat tahun terhadap pelanggaran pertama sedang dipelajari," kata Howman dalam jumpa pers.
Dia menandaskan bahwa dia berbicara mengenai penyalah-gunaan obat lebih keras seperti steroids dan EPO.
Howman juga mengimbau diciptakan kerjasama lebih baik dengan kepolisian internasional Interpol dan menyarankan pengguna doping yang membantu menyediakan bukti-bukti menyangkut jaringan doping seharusnya mendapat hukuman lebih ringan.
Tapi dia mengritik FIFA karena gagal menerapkan peraturan WADA.
"FIFA adalah bagian dari keluarga kita dan saya berharap mereka akan merevisi peraturan mereka," tambahnya.
Ketua FIFA Sepp Blatter bergabung dengan pimpinan WADA baru-baru ini, tapi bos FIFA itu mengakui ada semacam keberatan mengenai kode baru anti doping itu.
FIFA membantah doping meluas dalam sepak bola, dimana tes darah tidak digunakan, meski beberapa pemain diketahui menggunakan EPO.
Komisi atlet diketuai Vyacheslav Fetisov asal Rusia, mantan pemain hoki es, menteri olah raga Rusia dan ketua konvensi internasional melawan doping Unesco, demikian AFP.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007