Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun, berpendapat, ketertiban demonstrasi organisasi massa Islam terhadap Gubernur DKI Jakarta, Basuki Purnama (Ahok), yang juga petahana, terjadi agar simpati publik tidak beralih kepada dia.
"Tentu demonstrasi hak politik yang dijamin undang-undang, jadi sah-sah saja jika dilakukan. Tetapi jika demo-nya tidak tertib atau anarkis justru bisa berpotensi bergesernya simpati publik dari demonstran ke Ahok," kata Badrun, di Jakarta, Minggu.
Pada saat demonstrasi itu dilancarkan, jalan-jalan raya menuju kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan ada yang ditutup dan diberi barikade atau dialihkan arus lalu-lintasnya.
Adapun waktu pelaksanaan demonstrasi hanya beberapa jam saja dan setelah itu massa membubarkan diri.
Hal yang melatari demonstrasi di sekitaran Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, pada Jumat lalu (14/10), itu adalah dugaan penistaan agama tertentu oleh Ahok.
Dia menilai, penyebaran informasi secara masif dari demonstrasi itu bisa memberi pengaruh pada calon pemilih pada Pilkada 2017 nanti.
Lebih lanjut, Badrun menilai Ahok juga bisa mendapat simpati publik asalkan mau mengubah pola komunikasi publik dia, yang selama ini dinilai kasar.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016