Kairo (ANTARA News) - Sedikitnya 100 gerilyawan tewas dalam serangan udara yang dilancarkan oleh Pemerintah Mesir sejak Sabtu pagi (15/10) terhadap sasaran mujahidin di Sinai Utara.
Serangan udara itu adalah pembalasan atas tewasnya 12 personel Angkatan Darat pada Jumat di satu pos pemeriksaan, kata satu sumber keamanan kepada Xinhua.
Pada Sabtu pagi, Angkatan Bersenjata Mesir mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan melalui televisi bahwa militer memburu para penjahat dan anasir teror yang melancarkan serangan pada Jumat.
Serangna udara itu ditujukan kepada tempat persembunyian gerilyawan bersenjata yang terlibat dalam serangan pada Jumat. Semua daerah yang menampung anasis teror serta depot senjata dan amunisi dihancurkan dalam serangan udara tersebut, yang berlangsung selama tiga jam dan terus berlangsung, kata pernyataan itu.
Sedikitnya 40 gerilyawan cedera dalam serangan udara tersebut, tambah sumber itu.
Ia menyatakan serangan udara tersebut telah ditujukan ke tiga tempat yang diduga sebagai pangkalan di Kota Rafah, Sheikh Zuweid dan Al-Arish.
Kobaran api dan asap masih terlihat di sekitar lokasi, tambah sumber tersebut.
Serangan gerilyawan pada Jumat terjadi di Daerah Sinai Utara, 40 kilometer dari Kota Kecil Bid Al-Abd, saat sekelompok gerilyawan menyerang pos pemeriksaan dengan menggunakan senapan dan senjata otomatis, kata beberapa sumber keamanan.
Militer Mesir melancarkan serangan balasan dan menewaskan 15 pelaku teror pada Jumat.
Provinsi Sinai Utara telah menjadi pangkalan bagi serangan anti-keamanan yang menewaskan ratusan polisi dan militer sejak penggulingan pimpinan militer terhadap presiden Mohamed Moursi dari kubu Islam pada 2013. Angkatan Bersenjata melalui kerja sama dengan polisi telah mengumumkan "perang melawan terorisme" dan makin banyak tentara dikerahkan.
Kelompok gerilyawan yang berpusat di Sinai dan setia kepada IS mengaku bertanggung-jawab atas sebagian besar serangan, termasuk serangan pada Jumat, demikian Xinhua melaporkan.
(Uu.C003)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016