London (ANTARA News) - Seorang tentara Inggris tewas dan dua lagi cedera di Afganistan selatan pada hari Jumat (13/4), sesudah pasukan rondanya baku-tembak secara sengit dengan pejuang Taliban, kata Kementerian Pertahanan Inggris. Pertempuran itu terjadi saat satuan itu kembali dari ronda untuk menjamin pihak Afganistan bahwa pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) meningkatkan keamanan di daerah propinsi Helmand, Afganistan baratlaut, dan memergoki lima pejuang Taliban sedang menyiapkan serangan. Tentara itu bermarkas di dekat kota Now Zad itu mulai menembak ke arah Taliban itu, yang kemudian diperkuat dengan pejuang lain menembakkan mortir, roket, granat roket, senapan mesin berat dan senjata genggam, kata kementerian itu. Satu dari tentara itu mendapatkan luka tembak parah, tambahnya dalam pernyataan dari balai wartawan pasukan bantuan keamanan antarbangsa ISAF pimpinan NATO di Lashkar Gah, Afganistan. Dengan didukung helikopter tempur Apache dalam baku-tembak dengan pejuang Taliban di darat, helikopter ambulans Chinook tiba untuk mengumpulkan korban itu dan mengungsikannya untuk dirawat di pangkalan utama Inggris di markas Benteng. Tapi, ia dinyatakan tewas saat tiba, kata pernyataan kementerian tersebut. Kematian itu menjadikan 53 tentara Inggris tewas di Afganistan sejak pemerintah Taliban digulingkan pada ahir 2001. Kementerian itu menyatakan ronda kemudian mundur saat baku-tembak berhenti sesudah berlangsung dua dengan kekuatan Taliban lebih besar. Pasukan bertugas di Batalyon I Resimen Anglia merupakan bagian dari balatentara ISAF. Inggris berjanji menambah 1.400 tentara untuk Afganistan, menjadikan jumlah tentaranya di negara itu menjadi 7.700 orang. Sebagian besar dari mereka ditempatkan di Helmand, tempat pejuang Taliban melancarkan perlawanan sengit sejak ditumbangkan dari Kabul. Kematian itu juga menjadikan sedikit-dikitnya 12 tentara asing tewas akibat pertempuran pekan ini, salah satu pekan paling berdarah bagi pasukan asing dalam beberapa bulan terahir. Satuan Inggris di Afganistan merupakan yang terbesar setelah Amerika Serikat. Tanpa menyebut nama negara, Menteri Pertahanan Des Browne mengecam negara lain NATO, yang tidak siap mengirim tentara lebih banyak ke Afganistan dan berbagi sebagian beban dengan Inggris dalam pertempuran di garis depan. NATO menempatkan lebih dari 30.000 tentara di Afganistan dengan banyak negara menyumbang, tapi bagian terberat pertempuran ditanggung balatentara Amerika Serikat, Inggris, Kanada dan Belanda, yang disebarkan di wilayah gawat selatan. NATO menghadapi serangan hebat Taliban ketika salju mencair. Lebih dari 4.000 orang tewas di Afganistan dalam pemberontakan tahun lalu, termasuk 170 tentara asing. Jumlah serangan jibaku meningkat empat kali, kata data tentara Amerika Serikat. Dalam wawancara dengan Saluran Empat televisi Inggris, pemimpin Taliban Mullah Dadullah menyatakan gerilyawan Talib menjalin hubungan teratur dengan Osama bin Ladin, tapi ia tidak melihat langsung pemimpin Alqaida itu sejak 2001. Taliban memiliki ratusan pembom jibaku, yang siap menyerang pasukan NATO dalam perang musim semi mendatang di Afganistan, kata komandan penting pejuang itu memperingatkan. Dadullah adalah salah satu dari pemimpin Taliban paling berpengaruh. Ia bergabung dengan gerakan itu ketika kelompok itu terbentuk awal tahun 1990-an dan dekat dengan pemimpin Taliban Mullah Omar, demikian laporan sejumlah kamtor berita transnasional, seperti Reuters dan AFP. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007