Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Jumat (Sabtu pagi WIB), tertekan data inflasi AS yang lebih kuat.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember turun 2,1 dolar AS atau 0,17 persen menjadi menetap di 1.255,5 dolar AS per ounce.
Emas berada di bawah tekanan setelah Departemen Tenaga Kerja AS merilis laporan indeks harga produsen (PPI) pada Jumat yang menunjukkan PPI meningkat 0,3 persen selama September, merupakan peningkatan 0,7 persen di atas periode yang sama tahun sebelumnya.
Para analis mencatat bahwa laporan PPI dikombinasi dengan klaim pengangguran yang kuat selama beberapa minggu terakhir bisa terus mendorong sikap "dovish" pada Federal Reserve AS yang berupaya menaikkan suku bunga sebelum akhir 2016.
Beberapa percaya bahwa Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan FOMC Desember. Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 adalah sebesar sembilan persen untuk pertemuan November 2016, dan 70 persen pada pertemuan FOMC Desember.
Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan penjualan ritel meningkat 0,6 persen selama September yang berada dalam kisaran ekspektasi.
Analis mencatat bahwa penjualan mobil yang sangat kuat dan laporan ini kemungkinan akan memberikan dorongan untuk laporan produk domestik bruto, memberikan Fed alasan tambahan "dovish" terhadap agenda mereka lebih lanjut.
Para pedagang juga sedang menunggu pidato Ketua Federal Reserve AS Janet Yellen setelah penutupan pasar, bersama dengan beberapa pidato Fed dan laporan ekonomi yang akan dirilis minggu depan.
Perak untuk pengiriman Desember turun 1,7 sen, atau 0,10 persen, menjadi ditutup pada 17,441 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari 2017 naik 6,6 dolar AS, atau 0,71 persen, menjadi ditutup pada 939,5 dolar AS per ounce.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016