"Kami jelas menyayangkan PON Remaja kalau dihapus hanya gara-gara sudah ada Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) dan efisiensi anggaran," kata Ketua Umum KONI Jatim, Erlangga Satriagung ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Jumat.
Menurut dia, rencana pembatalan pelaksanaan PON Remaja bertolak belakang dengan keinginan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi bahwa prestasi nasional arahnya menuju prestasi internasional.
PON Remaja, kata dia, juga memiliki sasaran yang lebih jelas karena sebagai ajang mempersiapkan agenda internasional, seperti "Youth Olympic Games" dan "Youth Asian Games".
"Karena itu jangan sampai PON Remaja dikalahkan oleh Popnas. Kalau perlu Popnas yang dialihkan ke PON Remaja mengingat arah dan tujuannya sudah jelas," ucapnya.
Soal efisiensi anggaran, lanjut dia, disebutnya kurang tepat jika dijadikan alasan karena PON Remaja berbeda dengan PON sehingga dana yang dibutuhkan tidak terlalu besar.
Mantan ketua REI Jatim tersebut mengambil contoh PON Remaja I di Jatim yang menghabiskan anggaran Rp42 miliar, Sedangkan anggaran kontingen daerahnya sebesar Rp7-8 miliar.
"Jika memang efisiensi harus dilakukan maka bisa dibahas oleh Kemenpora dan masih banyak solusi lainnya, termasuk pengurangan cabang olahraga yang dipertandingkan," katanya.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa sebuah kerugian bagi Jawa Tengah selaku tuan tumah karena sudah melakukan persiapan matang untuk menjamu tamunya dengan baik.
Ia juga mengingatka bahwa keputusan Jawa Tengah menjadi tuan rumah PON Remaja II sudah disahkan, termasuk penetapan jumlah cabang olahraga yang dipertandingkan sebanyak 30 cabang.
"Kalau dibatalkan, bagaimana dengan kontingen-kontingen di daerah yang sudah mempersiapkan atletnya selama ini," kata pria yang juga pengusaha tersebut.
Sebelumnya di Jakarta, melalui Kepala Komunikasi Publik Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, menyampaikan rencana pembatalan pelaksanaan PON Remaja 2017 karena keberadaannya hampir sama dengan Popnas.
"Banyak hal yang menjadi pertimbangan. Selain efisiensi anggaran kami juga harus bisa memilih salah satu antara PON Remaja dan Popnas. Sesuai arahan Pak Menteri akhirnya kami memilih meniadakan PON Remaja," katanya.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016