Medan (ANTARA News) - Hanya sekitar 50 persen dari sekitar 215 rumah sakit di Sumatera Utara yang memiliki alat kesehatan berteknologi canggih dan memenuhi standar di tengah kebutuhan pelayanan kesehatan yang semakin tinggi di daerah itu.
"Kondisi rumah sakit di Sumut harus ditingkatkan untuk menekan angka kematian serta tingginya jumlah masyarakat yang berobat ke luar negeri," kata ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Sumut Azwan Hakmi Lubis di Medan, Jumat.
Dia mengatakan itu dalam kegiatan Kampanye Inovasi yang Peduli yang digelar GE Healthcare dengan tujuan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan terutama di rumah sakit tipe C dan D yang melayani peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Menurut dia, ketersediaan alat medis yang canggih dan diperkuat keberadaan sumber daya manusia (SDM) yang bisa menggunakan alat kesehatan itu dengan baik dan benar serta sikap yang melayani sangat berpengaruh besar untuk meningkatkan taraf kesehatan dan penyelamatan jiwa serta menarik minat masyarakat untuk menggunakan jasa rumah sakit di dalam negeri.
"Diakui memang perlu dukungan dari semua pihak agar semua rumah sakit memiliki alat kesehatan canggih dan termasuk SDM yang baik seperti perusahaan produsen alat kesehatan yang bisa menjual alat kesehatan canggih dengan harga murah serta membantu peningkatan SDM pelayan kesehatan," katanya.
Dia menjelaskan, di Sumut ada sekitar 215 rumah sakit yang sebagian besar atau 160 unit milik swasta disusul 36 rumah sakit pemerintah, 10 rumah sakit BUMN, dan 13 rumah sakit TNI/Polri.
"Harusnya pelayanan rumah sakit bisa tampil lebih bagus karena program JKN adalah peluang besar untuk mendapatkan pasien lebih banyak," katanya.
Country Marketing Head GE Healthcare, Marvy Lumentut, mengatakan. perusahaannya itu menyadari kebutuhan alat kesehatan canggih tetapi berharga murah sejalan dengan program JKN yang semakin meluas.
"Perusahaan kami terus mencoba bisa memenuhinya termasuk membantu peningkatan SDM pelayan kesehatan dengan berbagai pelatihan," katanya.
Dia menegaskan, alat kesehatan perusahaan itu memenuhi tiga aspek yakni kualitas, terjangkau, mudah digunakan.
Kepala Dinas Kesehatan Sumut, Agustama, menjelaskan, harusnya rumah sakit tipe A hanya melayani 10 persen pasien JKN.
Tetapi nyatanya hingga kini pasien yang dilayani rumah sakit A di Sumut lebih banyak karena masyarakat memerlukan layanan lebih prima .
"Makanya RS tipe C dan D memang memerlukan pengadaan alat kesehatan lebih canggih yang memang hanya bisa diperoleh dari kemauan pemiliknya/pengelolanya dan dukungan dari berbagai kalangan termasuk produsen alat kesehatan," katanya.
Bantuan sangat semakin dibutuhkan mengacu ada kebijakan dimana pengadaan alat kesehatan di rumah sakit pemerintah di daerah harus melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) yang jumlahnya terbatas.
Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016