"Akses kemari untuk sementara masih sulit, saya harap nanti lapangan terbang akan dibangun, sebenarnya sudah diusulkan ke Kementerian Perhubungan tapi izinnya belum keluar. Kalau izin dari dulu dikasih, sudah selesai itu bandara. Kita sudah usul sejak 10 tahun yang lalu," kata Oesman Sapta di Kayong Utara pada Kamis malam (13/10).
Oesman mengatakan tak ada kendala terkait lahan untuk bandara tersebut karen pemerintah kabupaten Kayong Utara telah menyediakannya.
"Lahannya luas, mau pesawat apa saja bisa menampung," katanya.
Saat ini, akses menuju Kabupaten Kayong Utara terbatas pada moda transportasi kapal mesin cepat atau "speedboat" dari dermaga Rasau.
Perjalanan menggunakan speedboat dari Pontianak ke Kayong Utara memakan waktu sekitar lima jam. Dalam sehari hanya ada dua kali trayek, yakni pukul 08.00 dan pukul 09.00. Ketinggian ombak menjadi alasan speedboat tak bisa melaju selain pada jam-jam ombak laut tenang.
Selain bandara, pelabuhan baru kini mulai dibangun di Kayong Utara. Hingga saat ini potensi wisata Kayong Utara hanyalah berupa taman nasional Gunung Palung yang memiliki keanekaragaman hayati sehingga menjadi daya tarik bagi para peneliti baik dari dalam maupun luar negeri.
Oesman mengatakan meski masyarakat Kayong Utara belum sadar wisata, namun masyarakat Kayong Utara sangat menghormati tamu. "Jadi dengan dibukanya akses maka nanti memungkinkan mendorong wisata itu sendiri," kata dia.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016