"Data kejadian bencana tahun 2002 - 2015 cenderung naik setiap tahunnya. Jutaan penduduk Indonesia terpapar berbagai potensi bencana dengan kategori kelas sedang hingga tinggi," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran pers, di Manado, Kamis.
Karena itu dia berharap peringatan bulan pengurangan risiko bencana (PRB) dapat dijadikan budaya mengingat Indonesia sangat rawan bencana.
"Peringatan bulan PRB adalah upaya bersama membangun kesadaran tangguh," katanya.
PRB tahun 2016 yang dilaksanakan di Kota Manado merupakan momentum untuk selalu mengarusutamakan PRB sehingga kesadaran tangguh melekat pada masyarakat dan menjadi suatu budaya dalam menghadapi bahaya dan bencana, katanya.
Menurut dia, konteks tersebut terangkum ke dalam tema acara peringatan bulan PRB yaitu "Gerakan Pengurangan Risiko Bencana untuk Ketangguhan."
Peringatan tahunan ini memberikan kesempatan untuk menyosialisasikan kegiatan dan konsepsi PRB oleh berbagai pihak.
"Pada akhirnya, para pihak dapat saling meningkatkan kemitraan dalam penanggulangan bencana di Indonesia dan memberikan komitmen bersama, khususnya antarpemangku kepentingan," katanya.
Kepala BNPB Willem Rampangilei berharap kompleksitas dari strategi penanggulangan bencana membutuhkan kerja sama, kolaborasi, dan komitmen semua pihak sebagai upaya mengembangkan budaya pengurangan risiko bencana.
"Konsekuensi dari kemitraan penanggulangan bencana dapat dilaksanakan secara terarah dan terpadu," katanya.
Pewarta: Karel A Polakitan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016