Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus berkomitmen mendorong percepatan pembangunan dalam negeri mengingat antara lain kontribusi perekonomian BUMN bagi perekonomian nasional saat ini semakin besar.
"Jumlah pajak dan dividen yang disumbangkan oleh 119 BUMN semakin meningkat. Kontribusi BUMN pada APBN tahun 2015 mencapai Rp220 triliun terdiri atas setoran pajak sebesar Rp183 triliun dan dividen sebesar Rp37 triliun," kata Staf khusus Menteri BUMN Budi Sadikin dalam rilis Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Kamis.
Budi menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara dalam acara Diklatnas Himpunan Pengusaha Indonesia (HIPMI) Angkatan IV di gedung Panca Gatra Lemhannas RI, Rabu, (12/10).
Kontribusi ini, menurut Budi, sejalan pula dengan program restrukturisasi dan peningkatan kinerja BUMN.
Dia memaparkan, BUMN menargetkan kontribusi perusahaan milik negara terhadap APBN akan mencapai Rp35 triliun rupiah pada 2019 mendatang.
Budi juga mengatakan bahwa BUMN akan mendukung pembangunan di seluruh Indonesia dengan melibatkan seluruh BUMN yang ada untuk mempercepat proses pembangunan.
"BUMN memiliki visi agen pembangunan dan percepatan pembangunan," katanya dan menambahkan, BUMN merupakan andalan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Pelaksanaan peran BUMN, lanjutnya, diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di seluruh sektor perekonomian mulai dari sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, manufaktur, pertambangan, telekomunikasi, dan tenaga listrik.
Adapun salah satu proyek yang saat ini tengah dikebut oleh BUMN, ungkap dia, adalah merevitalisasi dan menghubungkan kawasan ekonomi khusus di Sei Mangkei dengan kawasan industri baru di Kuala Tanjung yang sempat tersendat.
Sebagaimana diwartakan, Hipmi menilai, peran pengusaha muda ke depan strategis, sehingga berbagai kebijakan pemerintah guna mengembangkan usaha rintisan pebisnis muda layak diapresiasi.
"Peran pengusaha muda ke depan dalam mendorong perekonomian nasional sangat strategis," kata Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Hipmi Priamanaya Djan.
Menurut Priamanaya, hal tersebut disebabkan antara lain menguatnya globalisasi, tumbuhnya angkatan kerja muda produktif, serta munculnya industri yang digerakan oleh usahawan muda.
Selain itu, ujar dia, penyebab lainnya juga dapat disebutkan yaitu pesatnya perkembangan teknologi berbasis internet dan industri kreatif.
Hipmi sendiri saat ini juga sedang menggelar Pendidikan dan Pelatihan Nasional Hipmi (Diklatnas) di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), 9-16 Oktober. "Diklatnas Lemhannas kali ini mengambil tema Mendorong Pengusaha Muda Kompetitif di Pentas Global," katanya.
(M040/I007)
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016