"Olahraga tersebut sepak bola, bola voli, sepak takraw, bulu tangkis, pencak silat dan tenis meja," ujar Imam di Jakarta, Kamis.
Selain karena banyak diketahui masyarakat, menurut Menpora, cabang-cabang itu dipilih karena beberapa merupakan olahraga tradisional yang ingin terus dipertahankan eksistensinya dan dikembangkan prestasinya, yakni pencak silat dan sepak takraw.
Sepak takraw, kata Imam, sebenarnya sudah dikenal Indonesia sejak lama melalui Tari Paraga yang berasal dari Sulawesi Selatan.
Tarian ini sendiri memadupadankan pengendalian bola rotan menggunakan tubuh sembari penari melakukan gerak akrobatik satu sama lain.
Selanjutnya, dalam Gala Desa akan dikembangkan pula pertadingan sepak bola wanita yang memang belum terlalu diminati di Indonesia.
"Kami ingin anak-anak desa, anak-anak Indonesia bermimpi menjadi seorang olimpian (atlet Olimpiade) yang dapat bersaing di tingkat dunia, bukan cuma regional," tutur Imam.
Gala Desa sendiri akan digaungkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga pada tahun 2017 dan diharapkan agar dapat dilaksanakan sepanjang tahun.
Diharapkan dengan pelaksanaan kebijakan tersebut, masyarakat desa akan lebih aktif, sehat dan bugar. Juga bukan tidak mungkin ditemukan bibit-bibit atlet unggul dari program tersebut.
"Kami mohon kebijakan ini mendapat dukungan dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi," kata Menpora.
Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Kementerian Desa PDTT sendiri baru saja menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mengolahagakan masyarakat desa.
Kesepakatan ini dijalin melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan oleh Menpora Imam Nahrawi dan Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo pada pembukaan acara Expo Potensi Desa 2016 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis.
Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo menyatakan akan segera mengeluarkan peraturan menteri terkait hal tersebut, salah satunya agar setiap desa di Indonesia memiliki sarana olahraga.
Semangat berolahraga pun dianggap Eko seharusnya bisa diimplementasikan untuk membangun desa, bukan sekadar untuk mencari kemendangan dalam kompetisi.
"Sebab membangun desa itu bukan hanya dengan uang, tetapi juga dengan kebersamaan dan semangat bahwa desa itu mampu," tutur dia.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016