Jakarta (ANTARA News) - Total transaksi yang dihasilkan hingga hari kedua Trade Expo Indonesia (TEI) 2016 dari kontrak dagang misi pembelian yang ditandatangani mencapai 186,69 juta dolar Amerika Serikat.
"Dari nilai tersebut, kontrak dagang sebesar 178,7 juta dolar AS ditandatangani pada hari pertama, dan sebesar 7,99 juta dolar AS ditandatangani pada hari kedua," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Arlinda, di Jakarta, Kamis.
Penandatanganan kontrak dagang misi pembelian di hari kedua tersebut didominasi oleh importir asal Australia dengan produk makanan dan minuman. Penandatanganan kontrak tersebut juga disaksikan oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Afrika Selatan merangkap Kerajaan Lesotho, Kerajaan Swaziland, dan Republik Botswana, Suprapto Martosetomo.
Kontrak misi pembelian dilakukan oleh enam importir dari tiga negara yakni Nigeria, Australia dan Afrika Selatan dengan delapan perusahaan eksportir asal Indonesia, yaitu Jeijosh Pharma dari Nigeria dengan PT. Phapros untuk produk farmasi dan Sony Trading Pty. Ltd dari Australia dengan PT. Mayora Indah.
Selain itu, PT. Pondan Pangan Makmur, dan PT. Sarimunik Mandiri untuk produk makanan dan minuman, Eastern Cross Trading Pty. Ltd dengan CV. Intrafood untuk produk mamin, Hean Corporation dengan PT. Dua Kelinci untuk produk mamin, Grein Australia Pty. Ltd. dengan PT. Sayap Mas Utama untuk produk mamin dan consumer goods, serta Wemco Investment & Trading Ltd. dengan PT. KMI Wire and cable Tbk. untuk produk kabel.
Dengan demikian, penandatangan transaksi kontrak dagang yang berasal dari misi pembelian hingga hari kedua telah dilakukan sebanyak 37 kali antara 30 importir dari 16 negara dengan 34 perusahaan eksportir Indonesia.
Adapun produk-produk yang memperoleh kontrak dagang paling besar yaitu minyak esensial, santan, dan dari sektor jasa berupa tenaga kerja terampil.
Komoditas lainnya yang diminati yaitu kopi, semen, teh, furnitur, kabel, makanan dan minuman, batubara, hasil laut dan olahannya (sea food), serta anti fatigue mat, floor mats, cutting boards, dan modular tiles.
Arlinda menilai peluang ekspor ke sejumlah pasar, khususnya nontradisional, makin terbuka.
"Dari transaksi yang telah terjadi ini, kami akan terus meningkatkan kontribusi perwakilan dagang Indonesia yang berada di luar negeri dan mendorong para pelaku usaha untuk terus meningkatkan kualitas produknya, karena peluang ekspor masih terbuka lebar," kata Arlinda.
Kementerian Perdagangan menargetkan transaksi perdagangan barang pada TEI 2016 kurang lebih sebanyak 800 juta dolar AS, diluar transaksi jasa dan juga peluang investasi. Secara keseluruhan, diharapkan transaksi yang terjadi mampu menembus angka satu miliar dolar AS, dimana pada tahun sebelumnya total transaksi senilai 909 juta dolar AS.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2016