Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Tiara Puspita Priyantoro, remaja putri asal Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, berhasil lulus seleksi dan berhak mendapat beasiswa penuh kuliah di Eskisehir Osmangazi University, Turki.
"Saya mendapatkan beasiswa universitas untuk S1 di Kota Eskisehir. Itu merupakan kota pelajar di Turki. Tepatnya di Eskisehir Osmangazi University dengan jurusan International Relations atau kalau di Indonesia disebut Hubungan Internasional," kata Tiara di Sampit, Kamis.
Keberhasilan ini tidak hanya membuat bangga Tiara, tetapi juga dunia pendidikan di Kalimantan Tengah, khususnya Kotawaringin Timur.
Untuk mendapatkan beasiswa itu, lulusan SMAN 1 Sampit tahun 2015 ini harus bersaing dengan sekitar 7.000 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia. Padahal kuota beasiswa untuk peserta dari Indonesia tahun ini hanya sekitar 35 orang untuk seluruh jenjang S1, S2 dan S3.
Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Anton Priyantoro dan Anur Radha ini pun bercerita tentang keputusannya mengikuti seleksi beasiswa itu. Semua berawal dari kecintaan dan kemampuan gadis berhijab ini berbahasa Inggris karena membuatnya selalu bersemangat membahas kuliah di luar negeri.
Awalnya dia mendapat informasi adanya beasiswa itu dari kakak kelasnya yang lebih dulu kuliah di sana. Pendaftaran dibuka pada 1 hingga 30 Maret lalu dan Tiara akhirnya memberanikan diri mendaftar sekitar dua pekan sebelum pendaftaran ditutup.
Beasiswa ini Full Funded Scholarship yakni semua biaya telah ditanggung oleh Pemerintah Turki. Ini tentu menjadi kesempatan yang sangat berharga karena biaya kuliah di luar negeri tentu tidak murah.
Tahun ini ada sekitar 110.000 peserta dari 170 negara yang mengikuti seleksi beasiswa ini. Di Indonesia, ada 6.000 hingga 7.000 peserta yang lulus seleksi administrasi, namun saat seleksi wawancara hanya 160 peserta yang berhasil lulus untuk jenjang beasiswa S1, S2, dan S3.
Seleksi wawancara dilaksanakan pada 26 hingga 30 Juni 2016 di dua tempat yakni Kedutaan Besar Turki di Jakarta dan suatu tempat di Aceh. Tiara adalah satu-satunya peserta dari Kalimantan yang berhasil lolos.
Saat seleksi wawancara di Jakarta, dia diuji oleh dua orang yang mempunyai pengaruh penting di program beasiswa Turkiye Burslari. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris dan Turki karena penguji sama sekali tidak bisa berbahasa Indonesia.
Berbagai pertanyaan diajukan penguji, di antaranya terkait alasan memilih kuliah di Turki, alasan memilih jurusan International Relations, serta apa rencana setelah lulus.
Tiara bersyukur saat itu bisa menjawab dengan baik karena dia menjawab dengan jujur dan sesuai hati nurani, serta dengan semangat tinggi. Wawancara berlangsung cukup singkat yakni hanya sekitar 10 menit.
"Setelah hampir tiga bulan menunggu hasil wawancara maka pada tanggal 18 September hasilnya keluar. Alhamdulillah Tiara termasuk dari mereka yang lolos beasiswa ini," ucapnya.
Tiara dan penerima beasiswa lainnya dari Indonesia sudah mendapatkan tiket reservasi ke Turki pada tanggal 18 Oktober 2016 pukul 20.30 WIB melalui Bandara International Soekarno-Hatta, Jakarta.
Perjalanan ke Turki sekitar 12 jam dan akan mendarat di Ataturk International Air Port di Kota Istanbul.
Mereka kemudian akan melanjutkan penerbangan ke Ibu Kota Turki yaitu Kota Ankara. Setelah itu, barulah mereka berpencar menuju kota tempat kampus tujuan masing-masing yang telah difasilitasi oleh Turkiye Burslari.
"Di sana untuk jenjang S1, kami akan menempuh pendidikan selama empat hingga lima tahun. Insya Allah saya siap, demi masa depan. Mendapatkan beasiswa ke luar negeri tujuan pribadi pastilah ingin mandiri, terlepas dari ketergantungan dengan orangtua," kata Tiara.
Pewarta: Norjani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016