"DKI dan Indonesia punya banyak bangunan warisan budaya yang berharga, tetapi karena kurangnya ketertarikan masyarakat menyebabkan bangunan jadi telantar," ujar anggota Yayasan Mitra Museum Jakarta (YMMJ) Cosmas Gozali dalam pembukaan Pameran Jati Diri di Museum Seni Rupa dan Keramik Jakarta, Rabu malam.
Proses peremajaan diperkirakan berlangsung selama dua hingga tiga tahun jika berjalan sesuai rencana.
Peremajaan Museum Seni Rupa dan Keramik, ujar dia, merupakan proyek percobaan untuk menjadikan museum-museum di Jakarta yang bersejarah dikonservasi menjadi standar internasional.
"Di London dan Singapura meskipun bangunan bersejarah di dalamnya tetap berstandar internasional sehingga para tamu datang merasa lebih nyaman dan tetap informatif," ujar dia.
Diharapkan dengan peremajaan dan harmonisasi, Museum Seni Rupa dan Keramik semakin terbuka untuk publik dan tidak dianggap menyeramkan karena bangunannya yang kokoh dan tua.
Untuk menjadikan lebih dekat, ia mengatakan akan membuka taman patung dan membangun amphiteater untuk kegiatan di luar ruangan.
"Kami ingin membuat museum bukan hanya untuk melihat seni, tetapi juga area rekreasi. Tidak hanya dipamerkan, bangunan juga punya dampak positif buat DKI dan masyarakat umum," ujar dia.
Sementara itu, untuk pendanaan awalnya akan berasal dari donatur, tetapi selanjutnya diharapkan dapat dimasukkan dalam APBD DKI.
Saat ini Museum Seni Rupa dan Keramik memiliki sekitar 500 karya seni rupa yang terdiri dari berbagai bahan dan teknik yang berbeda, seperti patung, totem kayu, grafis, sketsa dan batik lukis.
Di antara koleksi-koleksi itu, terdapat beberapa koleksi unggulan yang penting untuk sejarah seni rupa di Indonesia, antara lain lukisan yang berjudul "Pengantin Revolusi" karya Hendra Gunawan dan "Potret Diri" karya Affandi.
Pewarta: Dyah DA
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016