Palangka Raya (ANTARA News) - Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-191 rute Palangka Raya-Jakarta mengalami "trouble engine" (ganguan mesin) di Bandara Tjilik Riwut, Kota Palangka Raya, Kamis siang, hingga terpaksa menunda penerbangan selama empat jam. Menurut pilot pesawat Capt. Alexander Lumowa, "trouble engine" terjadi di bagian Auxiliary Power Unit (APU) sesaat setelah pesawat melakukan pendaratan di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya sekitar pukul 11.20 WIB, usai melayani penerbangan dari Jakarta. Sesaat setelah pesawat parkir, Pilot baru mengetahui APU mengalami gangguan kerusakan. Sehingga sebanyak 115 penumpang yang masih berada dalam pesawat terpaksa turun tidak melalui pintu utama di samping kiri melainkan melalui pintu depan di samping sebelah kanan. "Kami memang meminta penumpang untuk keluar melalui pintu darurat sebelah kanan, karena saat itu kami masih berupaya untuk tidak mematikan mesin pesawat. APU merupakan semacam alat tambahan yang membantu dalam proses "starter" mesin pesawat," katanya. Akibat gangguan masin itu, pesawat yang sedianya melanjutkan penerbangan kembali ke Jakarta pada pukul 12.05 WIB terpaksa menunda penerbangan hingga upaya perbaikan selesai. Upaya perbaikan sendiri mulai dilakukan teknisi pesawat setelah suku cadang atau "spare part" APU didatangkan khusus dari Surabaya menggunakan pesawat Batavia Air rute Surabaya-Palangka Raya yang mendarat pukul 15.30 WIB. Lumowa menjamin pesawat tersebut layak terbang karena hanya mengalami gangguan kecil yang tidak ada kaitannya dengan layak tidaknya pesawat untuk terbang. Pesawat tersebut akhirnya kembali melanjutkan rute penerbangan pulang ke Jakarta pada pukul 17.05 WIB dengan jumlah penumpang 69 orang dari total "boarding" awal sebanyak 104 penumpang. "Sebanyak 35 penumpang memilih membatalkan penerbangan dan menguangkan kembali tiketnya. Dan telah kami ganti penuh sesuai harga tiket karena keterlambatan ada pada kami," kata Staf Reservasi and Ticket Rina. Ia menegaskan, pesawat tidak mengalami gangguan berarti dan kejadian itu dinilainya merupakan hal biasa. Sementara itu, sebagian besar penumpang pesawat tujuan Jakarta itu mengaku cemas dengan kondisi pesawat meski telah ada perbaikan mesin. Sebagian diantaranya memilih mengalihkan penerbangan menggunakan pesawat maskapai lainnya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007