Jakarta (ANTARA News) - PT Bank BRI Syariah menargetkan dapat menawarkan saham perdana (initial public offering/IPO) pada 2018, untuk mendongrak alternatif sumber pendanaan.
"Saat IPO, kita akan melepas modal ke bursa ya kira-kira Rp 1 triliun," kata Direktur Utama BRI Syariah Moch. Hadi Santoso usai konferensi pers penawaran Sukuk Mudharabah Subordinasi I di Jakarta, Rabu.
Keputusan menjadi perusahaan terbuka juga diambil untuk memperkuat struktur permodalan terutama di "Tier 1".
Hadi mengatakan perusahaan ingin terus memperkuat permodalan dengan berbagai sumber pendanaan, agar dapat melakukan ekspansi pembiayaan. Apalagi, perusahaan ingin memperluas portofolio pembiayaannya dari segmen ritel dan bisnis, ke pembiayaan infrastruktur.
"Setelah IPO kami akan terus ekspansi. Kami tahun ini sudah masuk ke pembiayaan infrastruktur," ujarnya.
Tahun ini, BRI Syariah, sudah menjajaki beberapa komitmen untuk pembiayaan infrastruktur, namun jumlahnya belum signifikan untuk menopang pertumbuhan bisnis anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk tersebut.
"Masih kecil. Kemarin kita mau salurkan untuk sebuah BUMN sekitar RP300 miliar, tapi prosesnya belum sampai akad," ujarnya.
Di tahun ini BRI Syariah menargetkan pembiayaan dapat tumbuh sekitar 13 persen (year on year/yoy) menjadi Rp18,8 triliun dari Rp16,6 triliun pada akhir 2015. Hingga saat ini, portofolio pembiayaan BRI Syariah adalah 70 persen untuk segmen ritel, dan 30 persen untuk segmen komersial.
Untuk menopang target pembiayaan tersebut, BRI Syariah yakin rasio kecukupan modal inti (Capital Adequacy Ratio/CAR) di akhir tahun akan mencapai 21,7 persen, ketimbang saat ini yang baru 14,3 persen.
Peningkatan modal tersebut, salah satunya melalui penerbitan Sukuk Mudharabah Subordinasi I sebanyak-banyaknya senilai Rp1 triliun.
Dengan ekspansi pembiayaan, BRI Syariah menargetkan laba bersih akhir tahun dapat mencapai Rp212 miliar atau tumbuh 90 persen dari 2015 yang sebesar Rp122 miliar. Pada semester I 2016, laba BRI Syariah terkumpul Rp90 miliar. Sementara aset BRI Syariah hingga Juni 2016 sebesar Rp24,9 triliun.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016