"Saat ini rasio kecukupan modal inti (capital adequacy ratio/car) kita relatif mepet. Kalau tidak ditambahkan, modalnya bisa terhambat, dan bisa menghambat pembiayaan," kata Direktur Utama BRI Syariah Moch. Hadi Santoso di Jakarta, Rabu.
Saat ini CAR BRI Syariah sebesar 14,3 persen. Dengan penerbitan sukuk, BRI Syariah menargetkan CAR sebesar 21,7 persen.
"Penerbitan sukuk ini diperhitungkan sebagai modal pelengkap (Tier 2) serta peningkatan komposisi perhimpunan dana jangka panjang," kata dia.
Sukuk Mudharabah Subordinasi I ditawarkan dengan pendapatan bagi hasil yang diterima oleh pemegang sukuk dengan kisaran 9,5 persen - 10,25 persen per tahun.
Sukuk tersebut, ujar Hadi, telah mendapatkan peringkat id A+ dari lembaga pemeringkat Fitch.
Proses penawaran awal (bookbuilding) akan dilakukan selama 12-26 Oktober 2016 dengan estimasi efektif 8 November 2016.
Sedangkan rencana penawaran umum dilakukan pada 10-11 November 2016. Pencatatan di Bursa Efek Indonesia akan dilakukan pada 17 November 2016 bertepatan dengan ulang tahun BRI Syariah ke-delapan.
Dalam penawaran sukuk tersebut, BRI Syariah dibantu PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Securities dan PT Indopremier Securities selaku penjamin pelaksana emisi efek.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016