Jakarta (ANTARA News) - Keputusan Samsung untuk menutup produksi Galaxy Note7 dinilai tepat. Perangkat tersebut pada awalnya dirilis untuk menjadi penutup spektakuler bagi divisi smartphone Samsung pada tahun ini.
Dengan Galaxy S7 dan Galaxy S7 edge yang dinilai menjadi handset terbaik Android pada paruh tahun pertama, Note7 juga diharapkan dapat meninggalkan catatan positif bagi Samsung dalam mengakhiri tahun.
Namun, hal tersebut berubah secara dramatis. Dengan penutupan produksi Galaxy Note7 untuk selamanya, dan Samsung meminta pemilik untuk mematikan dan tidak pernah menggunakan Note7 lagi, Apple mendapat kesempatan mengambil penjualan ekstra untuk iPhone.
Menurut analis dari Drexel Hamilton, Brian White, selama tahun kalender 2016, dia melihat Apple mendapatkan tambahan penjualan 8 juta unit iPhone berkat kegagalan Galaxy Note 7.
Analis tersebut memperkiraan bahwa Samsung akan dapat menjual 10 juta hingga 14 juta Galaxy Note7 pada paruh kedua tahun ini. Dia melihat Apple mampu menangkap 57 persen hingga 80 persen dari penjualan yang awalnya menjadi milik Galaxy Note7.
Meski demikian, White mengatakan bahwa bahkan tanpa bantuan ekstra yang diterima Apple dari phablet bermasalah Samsung, model iPhone terbaru melakukan penjualan dengan sangat baik di sejumlah negara seperti China.
Analis tersebut mengatakan bahwa berdasarkan pembelian yang dilakukan di 30 toko ritel di Shenzhen, iPhone memimpin persaingan.
Secara keseluruhan, pembeli iPhone di China lebih memilih iPhone 7 Plus dibanding iPhone 7. Selain itu, konsumen di wilayah tersebut juga lebih memilih dua warna hitam baru yang Apple sediakan untuk pembeli iPhone tahun ini, demikian Phonearena.
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016