Jakarta (ANTARA News) - Selain telah membakar kantong pengguna handset, Galaxy Note7 yang kini penjualannya dihentikan juga diperkirakan akan "membakar kantong" Samsung sebesar 17 miliar dolar AS.
Dikutip dari GSM Arena, beberapa analis memperkirakan bahwa seluruh insiden ledakan ponsel mengakibatkan kerugian sejumlah 19 juta perangkat.
Setelah penarikan pertama Galaxy Note7 dimulai pada awal September, estimasi penjualan yang hilang (dikombinasikan dengan biaya recall itu sendiri) hanya mencapai sekitar 5 miliar dolar AS.
Namun hal itu ketika semua orang berpikir bahwa Samsung akan terus menjual Note7, dan bahwa perangkat pengganti yang diserahkan aman.
Dengan nilai pasar 235 miliar dolar AS dan 69 miliar dolar AS setara kas (kedua angka tersebut tercatat hingga akhir Juni), Samsung diperkirakan mampu mengatasi kerugian tersebut, di mana tidak banyak perusahaan di industri mobile bisa melakukan hal itu (kecuali Apple).
Namun, kerugian dalam jangka panjang, kegagalan Note7 dapat merusak nama perusahaan asal Korea Selatan tersebut dalam persepsi konsumen.
Untuk mengurangi publisitas buruk yang ada dalam beberapa minggu terakhir, Samsung disarankan untuk membunuh seri Note keseluruhan, dan hanya menyebut penerus Note7 dengan nama lain tahun depan.
Sementara itu, dengan digenjotnya produksi Galaxy S7 diharapkan para calon pemilik Note7 dapat beralih ke perangkat andalan Samsung tersebut.
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016