Yogyakarta (ANTARA News) - Potensi zakat secara nasional sangat besar, mencapai Rp19,3 triliun, namun belum dimanfaatkan secara optimal bagi kemakmuran masyarakat. "Survei yang dilakukan Ford Foundation bekerjasama dengan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan potensi zakat, infaq, dan shadaqah merujuk angka Rp19,3 triliun," kata Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutan yang dibacakan Wakil Gubernur Paku Alam IX di Yogyakarta, Jumat. Angka itu, katanya pada pengukuhan keanggotaan Badan Amil Zakat (BAZ) DIY masa bhakti 2006-2009, belum termasuk wakaf. Bahkan, Public Interest Research and Advocasy Center (PIRAC) menyebut angka Rp20 triliun untuk potensi zakat profesi dalam setahun. Namun, menurut dia, potensi itu belum dapat dimanfaatkan bagi kemakmuran rakyat. Kondisi tersebut di antaranya disebabkan terjadi salah urus dan salah kelola. "Untuk itu, potensi yang dapat memungkinkan terbebaskannya bangsa ini dari himpitan masalah ekonomi harus menjadi prioritas kita bersama, di antaranya adalah potensi zakat dan wakaf yang sedemikian besar, namun belum mendapat perhatian yang memadai," katanya. Ia mengatakan, jika dana zakat dan wakaf itu dapat dikelola dengan baik, paling tidak akan mampu mereduksi tingkat kemiskinan di Indonesia. Sultan mengakui, mekanisme khusus yang mampu menciptakan kucuran aset pada kelompok miskin tersebut hingga kini belum ada yang memikirkan dan menanganinya secara maksimal. "Kami tidak bisa menutup mata jika ada kebiasaan masyarakat yang menyalurkan zakat secara individu atau perorangan di lingkungannya yang memang benar-benar perlu dibantu, karena memang hal itu juga dibenarkan," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007