Saya mengingatkan semua pihak untuk menghindari provokasi dan hasutan...."

Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPD Golkar DKI Jakarta, Fayakhun Andriadi menilai pernyataan maaf Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kepada masyarakat muslim menunjukkan kebesaran jiwa Ahok sebagai pemimpin karena, faktanya, tidak ada pernyataan yang bersangkutan menistakan agama.

"Meminta maaf untuk sebuah kesalahan adalah lumrah. Tapi meminta maaf hanya karena alasan lebih mengedepankan keharmonisan hidup berbangsa, itu kebesaran jiwa dan Ahok menunjukkan itu," kata Fayakhun di Jakarta, Senin.

Dia menyadari bahwa mayoritas masyarakat mudah terpancing amarahnya oleh isu yang tidak bertanggung jawab, tanpa terlebih dahulu mencari apakah isu tersebut benar atau tidak.

Menurut dia, Ahok meminta maaf bukan karena salah, tapi lebih karena alasan menjaga kehidupan tenang dan harmoni di tengah warga.

"Saya mengingatkan semua pihak untuk menghindari provokasi dan hasutan. Kehidupan harmoni berbangsa dan bernegara terlalu mahal untuk dikorbankan demi kepentingan politik di Pilkada DKI ini," ujarnya.

Anggota Komisi I DPR itu mengajak semua kontestan dan simpatisan mengedapankan cara-cara simpatik dan cerdas dalam Pilkada DKI Jakarta.

Menurut dia, ada banyak cara merebut simpati masyarakat, seperti merancang program-program "out of the box" yang bisa mengakselerasi pembangunan dan manfaat besar bagi masyarakat, serta juga program yang menunjukkan kepedulian pada masyarakat.

Sebelumnya, Ahok meminta maaf kepada umat Islam soal perkataannya yang mengutipkan Surat Al Maidah ayat 51 di hadapan warga Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.

Ahok mengakui ucapannya menimbulkan kegaduhan dan menyinggung perasaan umat Islam.

"Yang pasti, saya sampaikan kepada umat Islam atau orang yang tersinggung, saya mohon maaf," kata Ahok di Jakarta, Senin (10/10).

Dia menegaskan tidak bermaksud menyinggung perasaan umat Islam, apalagi sampai menistakan agama.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016